Mahasiswa Unesa yang Tertinggal di Wuhan, Kini Sudah Sehat
Sepuluh mahasiswa Univeritas Surabaya (Unesa) yang berada di Kota Wuhan, China, tersisa satu setelah 9 orang sudah dipulangkan oleh pemerintah Indonesia bersama 238 WNI lainnya.
Evakuasi mahasiswa Unesa tersebut dilakukan pada 2 Februari 2020 lalu. Hanya satu mahasiswa Unesa yang tertinggal yakni, Humaidi Zahid.
Menanggapi hal tersebut, Vinda Maya selaku Humas Unesa menyebut, pihak kampus sedang mengupayakan kepulangan mahasiswanya yang tengah menumpuh pendidikan di Central China Normal University (CCNU) Wuhan tersebut.
"Dia (Humaidi Zahid) tidak bisa dievakuasi karena tidak lolos screening di bandara, sebab saat itu dia sedang sakit batuk, pilek dan demam," ujarnya.
Tapi setelah beberapa hari kondisinya dicek tim medis setempat, ternyata dia hanya demam biasa. "Saat ini alhamdulilah anaknya sudah sehat," kata Vinda Maya.
Menurut Vinda, saat ini pihak Unesa juga sedang mengupayakan berbagai hal agar Humaidi Zahid segera bisa pulang ke Indonesia dan berkumpul dengan keluarganya.
Rektor Unesa, kata Vinda Maya, sebenarnya sudah menyanggupi untuk membelikan tiket kepulangan Humaidi Zahid. Tapi karena Bandara China dan Wuhan masih di tutup maka Humaidi Zahid belum bisa pulang ke Indonesia.
"Saat ini kami terus memantau keadannya. Dan berharap bulan depan akses bandara di China bisa dibuka kembali, agar Humaidi bisa lekas pulang ke Indonesia," kata Vinda Maya.
Untuk membantu kehidupan Humaidi di Wuhan, pihak Unesa memberikan bantuan dana untuk memenuhi kebutuhannya.
"Dalam waktu dekat pihaknya akan mengundang para orangtua mahasiswa yang mendapatkan beasiswa di CCNU. Untuk berdoa bersama, sekaligus mem-followup kondisi mahasiswa pasca dikarantina di Natuna," terang Vinda Maya.