Mahasiswa Unej Rancang Gedung 8 Lantai Tahan Gempa
Dua orang mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik (FT) Universitas Jember, Gian Ewaldo Majdid dan M. Farhan Nanda Saputra, mengembangkan model gedung hunian 8 lantai tahan gempa.
Model yang diberi nama Graha Metroplex sudah sempat mendapat juara tiga dalam Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) XIII tahun 2022, di Universitas Tarumanagara, 20 November 2022 lalu.
KBGI merupakan ajang tahunan unjuk kebolehan kemampuan mahasiswa Program Studi Teknik Sipil di Indonesia di bidang perancangan bangunan dan gedung. KBGI digelar oleh Pusat Prestasi Nasional Ditjen Dikti Kemendikbudristek.
Tahun ini mengusung tema Bangunan Gedung Tahan Gempa Berinovasi Material Untuk Pengembangan Metropolitan Menyongsong Era Pasca Pandemi.
Desain Graha Metroplex karya mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik (FT) Universitas Jember berhasil menembus babak final yang mempertandingkan delapan tim hasil seleksi dari 161 peserta.
Di babak final tersebut, tiap tim menyusun model gedung dalam skala 1 banding 50 dari awal hingga menjadi gedung dalam waktu tiga jam.
“Alhamdulillah kami berhasil merakit model kami dalam waktu 161 menit, sementara berat model gedung kami sekitar 4,4 kilogram. Ada tim yang hingga melewati batas waktu tiga jam belum menyelesaikan perakitan model gedung,” jelas Farhan, Selasa, 29 November 2022.
Menurut Farhan, agar bangunan dapat bertahan meskipun diguncang gempa, harus memperhatikan beberapa hal. Di antaranya bentuknya harus sederhana dan simetris.
Kemudian, bobot struktur penyangga gedung harus dibuat ringan dengan desain antar elemen struktur yang baik.
“Bangunan dengan struktur tersebut mampu berdiri kokoh meskipun diguncang gempa. Sebab, struktur penyangga dan sambungannya menghasilkan kinerja struktur yang baik dan tidak mengalami degradasi kekakuan atau bahkan keruntuhan,” kata Farhan.
Seperti diterapkan dalam Graha Meroplex, yang juga menggunakan struktur baja dengan Sistem Pemikul Rangka Momen Menengah (SPRMM). Dengan menggunakan SPRMM, kolom baja yang digunakan dibentuk seperti huruf H yang dipasangkan dengan balok baja berbentuk huruf L.
Keduanya menjadi struktur utama gedung yang didesain sebagai gedung hunian dengan delapan lantai.
Setelah Graha Meroplex selesai dibuat, kemudian masuk ke tahap pengujian. Model gedung diberi beban berupa besi seberat 1 kilogram di tiap lantainya, sambil digoyang dengan alat bernama table shaking, sehingga mirip gedung yang diguncang gempa bumi.
Guncangan berlaku selama lima menit, dengan setiap menitnya ditingkatkan dari fase guncangan 1,5 Hertz hingga 5,5 Hertz dengan amplitudo konstan sebesar 10 milimeter ke depan dan ke belakang.
Model Graha Metroplex yang digarap tim Logawa HAIAN, ternyata mampu melewati masa pengujian dan mendapat juara tiga kategori struktur gedung dengan bahan baja.
“Kami berharap desain model gedung Graha Metroplex nanti bisa menjadi sumbangan nyata bagi mitigasi bencana gempa bumi di nusantara. Sehingga meminimalkan korban jiwa maupun luka,” pungkas Farhan.