Mahasiswa Unej Ciptakan Permen Pencegah Karies Gigi
Maryam Tsaqifahh Muwahhidah, mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Pangan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Jember, menciptakan permen lunak non sukrosa. Permen dengan perasa lemon dan serai itu diklaim bisa menghambat perkembangan bakteri karies gigi.
Sejak awal kuliah di Universitas Jember, mahasiswa yang akrab dipanggil Ifah itu memiliki keinginan meneliti pangan fungsional, khususnya pangan yang bisa berkontribusi kepada kesehatan. Hingga suatu ketika, Ifah merasa ditantang oleh salah satu dosen bernama Aji Sukoco untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa di internal FTP.
Ifah kemudian membaca banyak referensi. Salah satu informasi yang didapat tentang angka penderita karies gigi yang cukup tinggi di Indonesia. Berdasarkan fakta tersebut, muncul ide untuk membuat permen lunak non sukrosa.
“Setelah membaca referensi, muncul ide membuat permen lunak non sukrosa yang sehat karena tanpa gula dan bisa mencegah karies gigi. Jadi orang tua tak perlu khawatir anaknya bakal kena masalah gigi. Sebab dengan mengonsumsi permen ini justru menghambat bakteri penyebab karies gigi,” jelas Ifah, Rabu, 25 Januari 2023.
Permen non sukrosa itu dibuat dengan menggunakan sediaan nano emulsi dari kombinasi minyak esensial serai dan lemon. Serai merupakan salah satu tanaman yang mudah didapat dan jumlahnya melimpah.
Sementara untuk minyak esensial lemon, Ifah memanfaatkan kulit lemon yang sering terbuang jadi limbah. Pemilihan minyak esensial serai dan lemon selain memberikan rasa, juga sebagai bahan utama yang akan menghambat perkembangan bakteri penyebab karies gigi.
Berdasarkan penelitian Ifah di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Jember, senyawa bioaktif keduanya terbukti efektif mencegah perkembangan bakteri penyebab karies gigi. Serai mengandung antioksidan, anti mikroba, anti radang bahkan mengurangi risiko kanker.
Sementara lemon penuh dengan vitamin C, mikro nutrisi dan antioksidan seperti asam sitrat, hesperidin dan diosmin. Selain itu, lemon juga memberikan rasa segar yang khas untuk permen.
“Saya sengaja membuat sediaan kombinasi minyak esensial serai dan lemon dalam bentuk nano emulsi dengan tujuan dapat meningkatkan bioavailabilitas senyawa bioaktif dalam minyak tersebut, sehingga aktivitas antibakterinya dapat meningkat,” tambah Ifah.
Hingga saat ini, permen buatan Ifah masih proses skala di laboratorium. Meski demikian, berdasarkan keterangan koleganya, permen buatan Ifah tak kalah dengan permen yang ada di pasaran.
Karena itu Ifah berharap ada industri yang tertarik mengembangkan permen non sukrosa anti karies gigi hasil penelitiannya.
Atas keberhasilannya memproduksi permen pencegah karies, Ifah mendapatkan banyak apresiasi. Bahkan ia mendapatkan pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Eksakta 2021 dari Ditjen Dikti Kemendikbudristek sebesar Rp 10 juta.
Beberapa prestasi lainnya yang diraih berupa pendanaan program kreativitas mahasiswa gagasan Futuristik dan Konstruktif (PKM GFK) 2021. Kemudian medali emas kategori poster pada kegiatan “Food and Biocomplex Innovation” di Universitas Brawijaya.
Tak hanya itu, Ifah juga mendapatkan juara kedua kategori poster pada ajang Kepedulian Mahasiswa dan Masyarakat terhadap Pangan (KM2P), medali emas pada Global Young Scientist Challenge (GYSC) kategori Healthcare 2020 dan prestasi lainnya.
Saat ini, Ifah sudah dinyatakan lulus dari Universitas Jember. Ia telah diwisuda pada hari Sabtu, 21 Januari 2023. Mahasiswi asli Jember itu lulus dengan IPK 3,72.
Ifah masih ingin melanjutkan pendidikan hingga Pascasarjana. Setelah itu, ia ingin bekerja di industri pangan atau menjadi dosen.
“Saat ini lagi mencoba mendaftarkan ke beberapa penyedia beasiswa, semoga bisa tembus. Kalau saya sih ingin bekerja di industri pangan, tapi kalau ayah ibu ingin saya menjadi dosen,” pungkas Ifah.