Mahasiswa Undika Buat Alat Pengukur Tekanan Ban Wireless
Kebanyakan alat pengukur tekanan ban yang dibuat saat ini diperuntukkan bagi mobil, sedangkan untuk sepeda motor masih belum ada. Melihat hal tersebut mahasiswa Universitas Dinamika (Undika) membuat alat pengukur tekanan ban wireless untuk sepeda motor.
Inovasi buatan Satria Adi Muhammad ini memudahkan para pengguna sepeda motor dalam melakukan controlling tekanan udara pada ban.
"Biasanya untuk mengukur tekanan ban motor kan dilakukan secara manual atau menggunakan feeling. Dengan alat ini, pengendara motor bisa melakukan controlling, bahkan saat berkendara," ujar Adi sapaan akrabnya ditemui di Undika, Sabtu, 13 November 2021.
Alat pengukur tekanan ban motor yang menggunakan sensor MPX570AP ini terdiri dari 3 alat, yakni dua sensor yang dipasang di ban depan dan belakang serta satu alat penerima yang digunakan untuk melihat tekanan ban tersebut.
"Dua sensor ban dipasang langsung di pentil sepeda motor, lalu ada satu alat penerima yang akan terus memunculkan angka tekanan ban. Sehingga penguna motor bisa memonitoring tekanan ban lewat alat penerima tersebut," ujar Adi.
Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Komputer ini mengungkapkan, alat ini dilengkapi dengan wifi lokal yang terpasang di alat penerimannya, sehingga tidak memerlukan kabel dan terlihat rapih.
Selain itu, alarm dalam alat ini juga bisa diatur sesuai dengan keinginan pengguna kendaraan.
"Alarmnya akan berbunyi saat kurang dari tekanan ban yang sudah disetel. Misalnya pengguna motor mengatur tekanan ban motor depan 30 yang belakang 35, kalau anginnya kurang dari itu atau bannya gembos, alarm akan berbunyi sebagai tanda kalau tekanan ban kurang," paparnya.
Ke depannya Adi ingin mengembangkan alat ini menjadi sensor yang lebih kecil agar bisa terpasang di semua jenis motor dan bisa disambungkan dengan smartphone.
Tambah Adi, alat ini sudah ia coba sendiri setiap harinya dan alat pengukur tekanan ban sepeda motor ini bisa berjalan dengan baik.
"Setiap saya coba dan gunakan dari rumah ke kampus sekitar 10 kilometer, alatnya tidak ada masalah dan bisa digunakan dengan baik," terang Adi.
Ia berharap, alat buatannya ini nantinya bisa diproduksi dengan jumlah lebih banyak agar bisa dimanfaatkan para pengendara motor.
Advertisement