Mahasiswa Unair Ubah Usaha Konveksi Menjadi Produksi APD
Alat Pelindung Diri (APD) menjadi barang langka di saat wabah virus corona seperti saat ini. Padahal APD saat ini sangat dibutuhkan oleh tenaga medis yang berhadapan langsung dengan pasien corona.
Melihat hal tersebut usaha konveksi keluarga milik keluarga mahasiswa psikologi Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Fahmi Ulin Nuha, angkatan 2019 memproduksi APD untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis.
Upaya mengubah bisnis konveksi menjadi produsen baju APD diawali dengan konsultasi kepada para dokter dan rumah sakit relasi. Hal itu untuk memastikan baju APD yang telah diproduksi telah memenuhi standar medis. Kemudian, setelah dipastikan memenuhi standar medis, berlanjut pada upaya mencari bahan spunbond yang sudah langka di pasaran.
“Alhamdulillah, setelah beberapa upaya akhirnya kami dapat akses langsung dari pabrik yang memproduksi kain spunbond tersebut,” kata Fahmi biasa ia disapa.
Menurut penuturan Fahmi, bisnis ini bisa memproduksi sekitar 7.000 baju APD dalam waktu satu minggu. Target produksi yang direncakan adalah mencapai 26.000 baju APD.
Baju APD tersebut juga dijual dengan harga yang murah. Yaitu sebesar Rp30 ribu untuk kain 50 gsm (gram per square meter) dan Rp60 ribu untuk kain dengan kualitas 75 gsm.
“Kami juga meningkatkan ongkos para penjahit dan tim produksi lainnya agar mereka dapat bertahan dalam menghadapi wabah Covid-19 ini,” lanjut Fahmi.
Harga produk yang murah tersebut bertujuan untuk memudahkan petugas medis dan rumah sakit untuk memperoleh APD.
Selain menjual dengan harga yang murah, sebagian hasil keuntungan juga digunakan untuk donasi berupa APD gratis. Donasi tersebut lebih diutamakan untuk diberikan pada dokter, rumah sakit, atau puskesmas yang sangat membutuhkan. Fahmi juga dibantu oleh teman-teman mahasiswa dalam proses publikasi dan penyaluran barang.
"Kami berharap masyarakat menjadi lebih sadar akan kesehatan dan tetap taat pada aturan dari pemerintah. Selain itu, petugas medis harus didukung oleh berbagai pihak, salah satunya dengan memberikan persediaan alat-alat medis agar tidak kehabisan," tutupnya.