Mahasiswa Unair, Cerita Pengalaman Diterima di Oxford
Satu lagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) yang diterima di University of Oxford pada tahun 2022 lalu. Dia adalah Ni Made Adnya Suasti.
Alumnus SMAN 4 Denpasar ini menceritakan, ketika pendaftaran kebetulan ia sedang co-ass. Sehingga harus benar-benar membagi waktu untuk mempersiapkan persyaratannya.
"Ada beberapa langkah yang harus dipersiapkan saat mendaftar diri menjadi mahasiswa Oxfoard," terangnya, Senin, Juli 2023.
Adapun langkahnya, pertama, memilih program studi. Mencari tahu tentang program studi yang ada. Lalu mencocokkan minat dan tujuannya.
"Jangan lupa juga untuk mempelajari kurikulum yang berlaku, modul pembelajaran yang ditawarkan, dan fokus penelitian yang akan dilakukan," kata dia.
Kedua, mempersiapkan bekas persyaratan. Untuk melanjutkan studi pada program MSc Modelling for Global Health di University of Oxford berkas yang perlu dipersiapkan seperti transkrip akademik, daftar riwayat hidup, motivation letter, dan sertifikat kemampuan berbahasa Inggris.
Ketiga, melakukan pendaftaran secara online melalui website resmi University of Oxford. “Jangan lupa untuk memastikan bahwa semua informasi yang diminta sudah diisi dengan benar,” paparnya.
Keempat, saat Adnya mendaftar sebagai mahasiswa baru di University of Oxford bersamaan dengan proses pendaftaran BPI.
“Sembari melakukan pendaftaran perguruan tinggi, saya melengkapi berkas persyaratan untuk mendaftar BPI,” ungkapnya.
Kelima, University of Oxford akan melakukan wawancara kepada calon mahasiswa barunya. Setelah lolos seleksi wawancara, University of Oxford akan mengirimkan informasi apabila diterima.
“Setiap proses harus diikuti dan disesuaikan dengan petunjuk yang ada. Pastikan untuk memeriksa situs web perguruan tinggi yang ingin dituju,” jelasnya.
Setelah diterima, Adnya berharap bahwa dengan ilmu yang akan dibawa pulang dapat membantu untuk menciptakan kualitas kesehatan global menjadi lebih baik. Menurutnya, melalui pemanfaatan data dan teknologi dapat mengembangkan pemahaman soal masalah kesehatan lebih baik.
Ia menambahkan, melalui pemanfaatan data dan teknologi dengan pendekatan matematika di dunia kesehatan.
"Kita dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang pola penyakit, intervensi yang efektif, dan dampak kebijakan kesehatan. Ke depannya diharapkan dapat memberi dampak positif dalam mengatasi masalah kesehatan global seperti penyakit menular, pandemi, epidemi, atau kesenjangan kesehatan,” tandasnya.
Advertisement