Meja dan Kursi dari Botol Bekas Karya Mahasiswa UMS
Sampah botol plastik kemasan air minum dalam kemasan biasanya hanya berakhir di tempat sampah. Padahal bila sedikit kreatif sampah botol plastik ini dapat menjadi benda yang bermanfaat bahkan bernilai materil.
Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa profesi Keperawatan Program Studi Pendidikan Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) yang mengubah sampah botol plastik menjadi mebel.
"Karya kami ini bernama 'Pentol Misse' (Pemanfaatan botol menjadi meja dan kursi) yang ide awalnya karena ingin mengurangi sampah botol plastik yang tinggi konsumsinya di masyarakat," ujar Muhammad Zaki, perwakilan tim 'Pentol Misse.'
Zaki, sapaannya menjelaskan, pembuatan meja dan kursi dari botol bekas ini disosialisasikan kepada para ibu rumah tangga dan remaja agar mereka bisa tetap produktif meskipun sebagaian waktunya dihabiskan di rumah.
"Saat ini sosialisasi dilakukan pada warga kelurahan Medokan Semampir, dimana di daerah ini pula kami mendapat tugas untuk pengabdian masyarakat," kata Zaki.
Zaki menambahkan, batan meja dan kursi dari botol bekas ini hanya butuh botol plastik bekas, tali rafia, spons dan kain pelapis kursi.
Untuk pembuatan satu kursi dibutuhkan 19 botol plastik bekas yang berukuran 1,5 liter. "Pembuatannya mudah. Botol-botol itu ditata bulat dan rapat, setelah rapat baru botol-botol tersebut diikat kuat dengan tali rafia," katanya.
Kemudian dilapisi oleh spons pada bagian atas dan samping agar saat duduk menjadi nyaman.
Tambahnya, agar terlihat bagus kursi dari botol bekas ini dilapisi kain warna-warni dengan cara dijahit. Bila sudah melewati proses terakhir ini kursi dari botol bekas ini terlihat seperti kursi yang dijual di toko furniture dengan bentuk bulat kekinian.
"Bentuknya seperti kursi-kursi jaman sekarang yang sering kita lihat di cafe. Ini paling sederhana yang mudah diserap cara pembuatannya oleh ibu-ibu dan remaja," kata Zaki.
Zaki mengaku, butuh waktu satu hari untuk membuat kursi dari botol bekas ini. Sedangkan untuk pembuatan meja juga sama hanya diperlukan lebih banyak botol bekas tergantung diameter meja yang diinginkan.
Dengan inovasi ini, Zaki dan teman-temannya berharap masyarakat khususnya yang ada di kelurahan Medokan Semampir dapat mengembangkannya.
"Kami berharap nantinya masyarakat dapat mengembangkan motifnya menjadi lebih beragam dan mungkin bisa menjadi sumber tambahan penghasilan bagi mereka," katanya. (pts)