Mahasiswa UMM Olah Tulang Ayam Jadi Pangan Alternatif Stunting
Mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tengah membuat pangan alternatif untuk penanganan stunting pada anak. Pangan alternatif ini memanfaatkan tulang ayam yang diolah menjadi jelly squeeze.
Pengolahan tulang ayam sebagai bahan baku jelly squeeze ini juga menjadi langkah ekonomi sirkuler, karena selama ini tulang ayam kebanyakan dibuang dan tidak dimanfaatkan lagi.
Tim dari Mahasiswa FK UMM ini terdiri dari Atika Nopriana, Avicena Mafatihul Asro Efendi, Muhamad Ridwan Prasetya dan Muhammad Zaki Fahlevi. Kandungan gizi dari makanan jelly squeeze dengan bahan baku tulang ayam tersebut saat ini masih dalam tahap uji coba.
“Semua berawal dari keinginan kami untuk menciptakan inovasi yang dapat disukai anak-anak. Kemudian, terbesit untuk membuat jelly squeeze ini. Saat ini masih dalam tahap diujikan ke tikus untuk melihat efeknya,” ujarnya pada Jumat 1 September 2023.
Bahan baku yang digunakan adalah dalam pembuatan jelly squeeze ini adalah tulang ayam kampung. Pemilihan tulang ayam kampung karena memiliki konsentrasi mineral lebih tinggi seperti kalsium dan protein.
“Prosesnya, tulang ayam dipresto terlebih dahulu selama satu jam untuk mendapatkan tekstur yang lunak. Kemudian dikeringkan dengan dehidrator selama 24 jam dan dihaluskan dengan hammermilll dan blender,” katanya.
Setelah dihaluskan, adonan kemudian diayak hingga menjadi tepung. Kemudian, tulang ayam yang sudah berbentuk tepung tersebut dicampur dengan karagenan lalu dilarutkan dengan air panas. Adonan yang sudah dicampur dituang di dalam wadah, disimpan di lemari es hingga menjadi jelly.
“Tikus yang mengidap malnutrisi akan diberi produk jelly squeeze dan dilihat perkembangannya kurang lebih dua hingga tiga minggu,” ujarnya.
Jika nanti hewan tikus yang mengalami malnutrisi itu mendapatkan perkembangan signifikan, maka olahan jelly squeeze berbahan baku tulang ayam ini dapat diproduksi secara luas sebagai pilihan pangan penanganan stunting.
“Kami berharap bahwa produk penelitian ini dapat diimplementasikan kepada anak-anak yang mengidap maupun yang berisiko stunting,” katanya.