Mahasiswa UMM Ciptakan Sistem Deteksi Kebakaran Hutan
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang sistem pintar pendeteksi kebakaran hutan dengan memanfaatkan teknologi artificial inteligent (kecerdasan buatan).
Tim mahasiswa dari UMM itu adalah Billy Aprilio, Yasril Imam dan Ulfah Nur Oktaviana dari Program Studi Teknik Informatika.
“Cara kerja sistem ini adalah dengan memanfaatkan sensor LM35 dan sensor Flame menggunakan Artificial Intelligence sebagai pemroses data,” ujar Ketua Tim Billy Aprilio dalam rilis yang diterima ngopibareng.id pada Sabtu 4 Januari 2020.
Lanjut Billy, nantinya sensor akan mendapatkan input berupa temperatur suhu dan nyala api ketika terjadi kebakaran. Input itu akan dideteksi oleh sensor secara otomatis.
Setelah itu sensor akan mengirim sinyal pada komputer pusat kendali deteksi kebakaran.
"Setelah informasi diterima sistem akan memberikan perintah memompa air untuk disemprotkan ke titik terjadinya kebakaran," ujar Billy.
Billy menerangkan air didapatkan dari pembuatan penampungan air embun alami dengan menggunakan pemanen embun menggunakan jaring yang disebut fog harvesting.
Hasil dari jaring pemanen embun tersebut akan disalurkan ke tangki air sebagai tempat penampungan.
“Kemudian untuk power supplay, kami menggunakan panel surya untuk memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber daya utama yang kami aplikasikan pada pompa penyemprot air. Dengan adanya sistem pintar ini diharapkan akan meminimalisirkan terjadinya kebakaran hutan besar,” kata Billy.
Billy mengatakan latar belakang merancang sistem bersama temannya ini karena melihat Indonesia adalah negara yang menempati posisi ketiga terluas hutan tropisnya.
"Namun kebakaran hutan, baik yang terjadi karena musim kemarau maupun pembukaan lahan ilegal, menjadi masalah yang tak kunjung usai," ujarnya.
Advertisement