Mahasiswa UMM Buat Aplikasi Translator Informasi Obat
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang aplikasi translator informasi obat yaitu SIPINO (Sistem Pintar Informasi Obat), yaitu sebuah sistem translator obat hanya dengan memindai gambar kemasan.
Aplikasi berbasis Android ini dirancang oleh tiga mahasiswa UMM, yaitu Oktario Aldila Fachri dan Kharisma Muzaki Ghufron dari Teknik Informatika serta Rahmah Hutami Ramadhani dari Farmasi.
“Teknologi untuk menunjang pembuatan aplikasi ini adalah pada proses penangkapan citra gambar dengan menggunakan teknologi Optical Character Recognition (OCR) yang kemudian diterapkan pada perangkat ponsel pintar Android melalui Tensorflow, sebuah perangkat lunak kerangka bantu untuk pengolahan gambar dari hasil penangkapan citra yang didapat dari perangkat ponsel,” jelas salah satu anggota tim, Oktario Aldila dalam rilis resmi yang diterima oleh Ngopibareng.id pada Senin 23 Desember 2019.
Dijelaskan Oktario, literasi kesehatan umumnya dikaitkan dengan kemampuan membaca dan memahami resep obat. Sementara hasil penelitian yang mereka temukan menyebutkan bahwa tingkat literasi kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah.
Dengan tingkat literasi kesehatan seperti itu, masyarakat cenderung sembarangan mengkonsumsi obat-obatan tanpa tahu efek yang bakal ditimbulkan.
“Untuk mendukung peningkatan literasi kesehatan dan produk-produk terkait obatan-obatan di Indonesia, dapat dilakukan dengan penyampaian informasi secara mudah dan cepat denan menggunakan informasi yang sudah didapatkan melalui web resmi milik lembaga negara, yaitu Badan Pengawas Obat dan Makanan. Aplikasi kami ini mempermudahnya,” terangnya.
Oktario menjelaskan, aplikasi rancangannya ini akan mengintegrasikan sistem informasi yang terlebih dahulu ada di situs web milik BPOM.
Dikatakan Oktario, di situs BPOM terdapat beberapa atribut yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi mengenai obat berdasarkan nama produk. Beberapa atribut yang ada, yaitu komposisi beserta deskripsinya, bentuk kesediaan, masa berlaku dan tanggal terbit.
"Ini adalah peluang untuk mengembangankan informasi terkait obat-obatan agar mudah diakses oleh masyarakat dengan mengintegrasikan sistem informasi online milik BPOM yang dapat diakses secara publik dengan smartphone,” ungkapnya.
Selain menginformasikan jenis, komposisi, dan efek obat, aplikasi ini juga memastikan apakah produk obat-obatan yang sudah dijual bebas di pasaran sudah mengantongi izin dari BPOM.
"Harapannya, melalui sistem yang dibangun ini dapat meningkatkan literasi kesehatan di Indonesia yang bisa digunakan oleh masyarakat dengan mudah," tutur Oktario.