Mahasiswa UK Petra Sumbang Emas dan Perak Jatim di PON Papua
Satu mahasiswa dan alumni UK Petra Surabaya berhasil menyumbangkan satu medali emas dan satu medali perak dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua cabang Wushu.
Mereka adalah Nicholaus Karanka, mahasiswa program studi Business Management dan William Ajinata, alumni program studi Creative Tourism. Medali emas didapatkan keduanya pada cabang Wushu kategori Taolu Duilian (berpasangan), sedangkan medali perak didapatkan William Ajinata pada cabang Wushu kategori Tinju Selatan dan Tongkat Selatan.
"Kami Bersyukur, sangat senang dan bangga bisa mengharumkan nama Jawa Timur sekaligus keluarga dan Univeritas yang sudah mendukung penuh selama ini," ujar keduanya ditemui di UK Petra, Jumat, 8 Oktober 2021.
Keduanya bercerita prestasi yang didapatkan saat ini membutuhkan usaha dan persiapan yang panjang. Bahkan mereka harus menjalani karantika sejak September 2020.
Bagi Nicho ajang PON XX Papua merupakan pengalaman pertamanya, sedangkan William sebelumnya sudah berlaga di PON Jabar. "Persiapan dilakukan sejak PON 2016 lalu. Tetapi latihan intensnya ya sejak September 2020. Ini memang program dari KONI Jawa Timur, bersama atlet Jawa Timur lainnya dan pelatih kami disiapkan rumah khusus agar lebih fokus latihan untuk PON XX," tambah William yang angkatan 2014.
Berpasangan dengan seniornya yang juga kebetulan satu almamater di UK Petra, Nicho, panggilan akrabnya merasa sangat senang. Mereka membawakan duel event dan berhasil meraih point dari juri PON XX Papua sebesar 9,51.
“Kami semacam duel yang masing-masing membawa senjata yaitu Tombak dan Shuang dao. Ada ritme yang harus diikuti, menggunakan koreografi khusus agar seolah-olah seperti duel sungguhan.”, kata Nicho yang belajar Wushu sejak umur 8 tahun.
Taolu sendiri merupakan sebuah teknik seni bela diri yang menggunakan teknik tangan, kaki, lompatan, sapuan, melempar, gulat sikap dan gerak kaki serta keseimbangan. Maka dari itu biasanya yang dilihat oleh juri adalah gerakannya, alat yang digunakan hingga atribut yang digunakan.
Karantina Satu Tahun
Nicho mengungkapkan, sebelum mengikuti berlaga di ajang PON dirinya dan William berlatih di asrama selama satu tahun penuh. Selama satu tahun benar-benar hanya asrama dan tempat latihan saja.
"Dari situ capek latihan, capek metal juga, tapi dengan begitu usaha tidak menghiati hasil. Hasilnya yang didapat saat ini sangat maksimal," ceritanya.
Saat ditanya bagaimana cara menjaga kesehatan mental saat berada di asrama, Nicho mengungkapkan, menjaga mental dengan cara melakukan hal-hal yang menyenangkan dengan temannya, seperti bermain atau bermain gim. "Kalau ingin healing atau menyendiri biasanya lebih memilih menonton film atau telepon orang tua. Biar tambah semangat juga," imbuhnya.
Hal senada juga dilakukan oleh rekannya, yakni William. "Untuk menjaga mental saya juga banyak berinteraksi dengan teman dan melakukan meditasi," ujar William
Setelah mendapatkan medali emas dan perak, keduanya akan berfokus pada pendidikan dan usahannya masing-masing. Nicho memilih untuk fokus menyelesaikan pendidikannya di UK Petra dan William akan fokus menjalankan bisnis keluarganya.