Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Gelar Aksi Sembah Rektor
Aliansi Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayutullah Jakarta menggelar aksi simbolik di depan Kantor Rektorat UIN Ciputat, Selasa 23 Februari 2021.
Aksi simbolik itu dilakukan dengan cara bersimpuh dan bersujud kepada rektor. Ini menandakan rektor memang sangat patut disembah, apa yang dikatakan harus dikerjakan, dan yang menentang harus dikenakan sanksi, seperti yang menimpa dua wakil rektor yang dicopot.
Menurutnya, para mahasiswa resah dengan pemberitaan media dan informasi yang didapat bahwa UIN saat ini sedang memiliki banyak masalah.
Koordinator Aliansi Mshasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tubagus Aghnia mengatakan, aksi damai dalam koridor protokol kesehatan bertujuan untuk menggambarkan kondisi di UIN yang tidak kondusif, akibat tindakan Rektor UIN Syarif Hadayutullah Amany Lubis, yang dinilai sewenang-wenang dan tidak transparan.
Ia menyebut, mahasiswa harus tunduk pada peraturan rektor. Kalau ada yang berani menentang akan dikenakan sanksi. Padahal sikap kritis mahasiswa demi kemajuan UIN Syarif Hidayutullah.
"Tuntutan kami dalam aksi ini tidak muluk-muluk, kami hanya meminta Rektor transparan, supaya kehidupan di Kampus UIN kembali normal, tidak saling curiga seperti yang terjadi sekarang," kata Tubagus, kepada Ngopibareng.id selepas aksi.
Ia juga menjelaskan, dalam aksi simbolik, para mahasiswa juga menyerahkan surat permohonan untuk mengajak rektor berdiskusi supaya bisa saling memberi masukan.
Mahasiswa itu menuntut transparansi pengelolaan dana uang kuliah tunggal (UKT), meminta kejelasan terhadap pelantikan organisasi mahasiswa di tingkat universitas, meminta transparansi rektor terhadap desas-desus pemberhentian Wakil Rektor III dan IV, dan menuntut transparansi informasi tentang dugaan kasus korupsi pembangunan asrama mahasiswa.
"Kami berharap rektor mau membuka diri dan mempelajari tuntukan kami. Supaya harapan dan keinginan rektor untuk menjadikan world class university bisa tercapai. Kami tidak ingin nama baik UIN Jakarta tercoreng. Sedangkan, kami tidak tahu permasalahannya seperti apa. Karena itulah kami ingin mendengarkan penjelasan langsung dari rektor," kata Tubagus.
Soal UKT, memang ada penurunan kategori atau kelompok bagi yang terdampak pandemi Covid-19. Yang sebelumnya masuk katagori 7 sekarang turun ke kelompok 6.
Yang jadi persoalan syarat untuk menurunkan uang kuliah tersebut yakni pihak rektorat dinilai bertele-tele. Harus melampirkan struk gaji orang tua.
"Syarat ini merepotkan, karena tidak semua orang tua mahasiswa kerja di kantoran yang punya slip gaji, seperti driver ojol dan dan UMKM. Padahal mereka juga terdampak Covid-19," ujar Tubagus yang merangkap sebagai Ketua Dewan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah.
Tubagus juga mempertanyakan sikap Rektor yang sampai sekarang belum melantik
organisasi mahasiswa di tingkat universitas. Contoh Ketua Dewan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang terpilih pada Desember 2020 sampai sekarang belum dilantik.
Gaduh di kampus UIN Ciputat ini bertambah seru menyusul pencopotan dua Wakil
Rektor yaitu Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan, Masri Mansoer dan
Warek IV Bidang Kerjasama, Andi Faisal Bakti.
Dua wakil rektor tersebut dicopot melalui Surat Keputusan Rektor Nomor 167 dan 168 Tahun 2021 tertanggal Kamis 18 Februari 2021.
Dalam surat itu disebutkan dua guru besar UIN Syarif Hidayatullah itu dinilai tidak dapat bekerjasama dalam melaksanakan tugas kedinasan.