Mahasiswa Ubaya Olah Juwet Jadi Multivitamin Kaya Vitamin C
Buah jamblang atau biasa dikenal dengan nama juwet, termasuk buah yang jarang dikonsumsi karena rasanya yang asam. Agar buah kecil-kecil berwarna ungu ini bisa dikonsumsi dengan rasa yang pas di lidah, mahasiswa Ubaya, Linus Nara Pradhana mengolah buah jamblang menjadi effervescent.
Effervescent merupakan multivitamin tablet yang bisa larut dalam air dan memiliki rasa seperti soda. Linus menjelaskan, effervescent dari buah juwet ini memiliki banyak kandungan vitamin C yang baik untuk kekebalan tubuh dan memenuhi kebutuhan vitamin C tubuh.
"Rasa buah jamblang ini asam jadi jarang dikonsumsi masyarakat. Oleh karena itu, saya olah jadi effervescent yang lebih praktis, rasa lebih enak karena ada campuran sodanya dan bisa diterima masyarakat luas. Cara mengonsumsinya cukup mudah dengan memasukkan effervescent ke dalam air, setelah larut bisa langsung diminum,” ucap Mahasiswa Program Studi Biologi Program Kekhususan Bionutrisi dan Inovasi Pangan Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (Ubaya).
Linus mengungkapkan, buah jamblang mengandung banyak nutrisi baik makro maupun mikro yang berkhasiat bagi tubuh seperti protein, vitamin C, B2 dan B3, serta beberapa mineral seperti fosfor dan zat besi.
Selain itu, buah berwarna ungu ini juga memiliki kandungan antioksidan yang bervariasi seperti asam galat, antosianin, dan malvidin. Kandungan antioksidan pada buah jamblang dipengaruhi oleh tingkat kematangannya. Semakin matang (berwarna merah hingga ungu tua), semakin tinggi antioksidannya.
Pembuatan produk effervescent dari buah jamblang merupakan skripsi milik Linus yang berjudul ‘Pengaruh Penambahan Ekstrak Buah Jamblang Te rhadap Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Serbuk Effervescent Buah Jamblang’.
Proses pengerjaan skripsi ini berjalan selama tiga sampai empat bulan mulai dari pengumpulan riset, proses produksi hingga uji organoleptik terhadap 40 orang terkait warna, rasa, bau dan sensasi soda pada produk.
"Proses pembuatannya butuh waktu selama tiga hari. Buah jamblang yang sudah matang dicuci bersih dengan air mengalir. Kemudian dipotong-potong dan direndam dengan alkohol 70 persen. Setelah itu didiamkan di suhu ruang selama kurang lebih 2 hari," kata Linus.
Proses ini disebut dengan metode ekstraksi maserasi. Langkah selanjutnya adalah memisahkan ekstrak dengan alkohol menggunakan alat rotary evaporator. Tujuannya untuk menghasilkan ekstrak buah jamblang dengan kandungan atau konsentrasi lebih pekat.
"Ekstrak buah jamblang tersebut kemudian diproses dengan alat spray dryer untuk mengubah ekstrak yang berbentuk cair menjadi serbuk. Setelah itu, serbuk dicampur dengan soda kue, asam sitrat dan bahan yang lain untuk membuat effervescent. Tahap terakhir adalah mencetak serbuk effervescent berbentuk table," imbuhnya.
Selama melakukan penelitian, Linus menghadapi kesulitan dalam mencari buah jamblang. Menurutnya buah jamblang sudah termasuk buah yang langka sehingga cukup menantang. Sampai akhirnya ia pun menemukan buah ini di Ponorogo, Jawa Timur.
"Saya berharap nantinya produk ini dapat dikembangkan lagi dan bisa melestarikan buah jamblang yang penuh khasiat,” kata alumnus SMA Negeri 16 Surabaya.