Mahasiswa UB Temukan Bahan Baku Baterai dari Cangkang Tiram
Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur menemukan bahan baku alternatif untuk pembuatan baterai dari limbah cangkang tiram. Temuan mereka ini disebut dengan Crossta Baterry.
Adapun kelima mahasiswa UB tersebut yaitu Ahmad Multazam Abdan, Ahmad Syarwani, Izza Lailatul Kasanah, Zainurrohman Prastomo, Uray Keisya Ranaputri. Kelimanya berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).
Anggota Tim Crossta Baterry UB, Ahmad Multazam Abdan mengatakan bahwa produk baterai yang saat ini beredar di pasaran menggunakan bahan baku nikel. Ketersediaan dan pemanfaatan bahan baku nikel ini memerlukan ongkos produksi yang tidak sedikit.
“Baterai-baterai yang beredar dan digunakan saat ini, misalnya baterai Lithium atau baterai Nickel-Metal Hydride (Ni-MH), tidak banyak ditemukan di bumi serta membutuhkan biaya yang tinggi dalam pemanfaatannya,” ujarnya pada Senin 23 Oktober 2023.
Maka dari itu, bahan baku baterai dari limbah cangkang tiram yang jarang dimanfaatkan bisa menjadi alternatif untuk memproduksi baterai. Kandungan kalsium oksida yang ada pada cangkang tiram dapat diolah sebagai bahan baku elektroda untuk memproduksi baterai kalsium.
“Kandungan kalsium oksida yang ada pada cangkang tiram merupakan salah satu sumber energi masa depan yang bisa digunakan sebagai sumber energi kendaraan listrik,” katanya.
Untuk dapat menghasilkan baterai kalsium, Tim Crossta Baterry melakukan proses pengujian terhadap sintesis kalsium oksida yang ada pada cangkang tiram.
Pengujian ini dilakukan dengan cara proses kalsinasi menggunakan beberapa instrumen. Setelah itu dilanjutkan dengan uji kelistrikan menggunakan alat ukur RLC meter.
“Melalui pengujian tersebut menunjukkan bahwa kalsium oksida hasil kalsinasi sebesar 800 derajat Celsius, berpotensi untuk dilanjutkan ke pengujian efektivitas baterai,” ujarnya.
Multazam menambahkan bahwa baterai kalsium dengan nama senyawa Ca-Ion ini dinilai bisa lebih murah dari segi harga dibandingkan dengan baterai berbahan baku nikel.
“Kalsium lebih mudah ditemukan keberadaannya di alam, sehingga harga baterai kalsium tergolong lebih murah daripada jenis baterai lain,” katanya.