Mahasiswa UB Teliti Abu Ampas Tebu, Solusi Pencemaran Limbah Logam Berat
Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) melakukan penelitian dengan memanfaatkan silika dari limbah abu ampas tebu. Silika tersebut berguna sebagai bahan penyerap untuk mencegah pencemaran logam berat.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Joshia Christa Pradana (Teknik Kimia 2015), Philio Valerino (Teknik Kimia 2016), dan Indah Feliana (Teknik Kimia 2016). Mereka meneliti abu ampas tebu dibawah bimbingan dosen AS Dwi Saptati Nur Hidayati.
Ketua tim penelitian, Indah Feliana mengatakan pencemaran logam berat merupakan suatu masalah yang menjadi fokus pada pengolahan limbah industri. Sebab, logam berat kromium banyak digunakan dalam industri kimia.
"Logam kromium umumnya ikut terbuang dan dapat mencemari air sungai serta air tanah. Padahal apabila logam kromium terkonsumsi oleh makhluk hidup memiliki dampak yang buruk pada kesehatan," katanya, Jumat 27 Juli 2018.
Untuk mengatasi pengolahan limbah tersebut, metode yang bisa dilakukan adalah metode adsorpsi atau penyerapan. Silika dari limbah abu ampas tebu dapat menjadi bahan penyerap dalam penyisihan logam berat kromium.
"Kami memilih abu ampas tebu sebagai sumber silika karena kandungan silika pada abu ampas tebu yang cukup tinggi, selain itu juga hingga saat ini abu ampas tebu kurang begitu dimanfaatkan," lanjutnya.
Penelitian yang didanai oleh Kemenristekdikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini dilakukan setelah melihat jumlah abu ampas tebu hasil sisa pengolahan tebu pada industri gula di Indonesia yang sangat melimpah, mencapai 10,2 juta ton pertahun.
Anggota tim yang lain, Joshia Christa Pradana mengatakan silika dari abu ampas tebu diteliti hingga terbuat magnetit bersalut silika. Hasil dari penelitian ini, magnetit bersalut silika dapat menyerap logam kromium sebanyak 57 persen.
"Kami berharap penelitian ini bisa menjadi alternatif dalam pengolahan limbah logam kromium sehingga limbah ini tidak membahayakan lingkungan dan makhluk hidup serta pertumbuhan industri kimia juga tidak terhambat,” ujarnya. (umr/amr)