Mahasiswa UB Rancang Aplikasi Pembuatan Batik
Mahasiswa Magister Ilmu Komputer dari Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Universitas Brawijaya (UB), Wahyu Teja merancang aplikasi yang dapat mempercepat proses membatik.
Aplikasi tersebut diberi nama AR Batik, dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality Berbasis Marker, yang mampu menampilkan motif batik digital jika dihadapkan pada kain yang telah diberi penanda titik khusus.
"Dengan demikian pembuat batik tidak perlu menggambar motif batik dengan pensil terlebih dulu pada kain karena motif batik langsung ditampilkan pada permukaan kain oleh aplikasi," ujar Wahyu Teja dalam rilis resmi yang diterima oleh ngopibareng.id pada Jumat 29 November 2019.
Rancangan aplikasi ini, lanjut Wahyu Teja, dilatarbelakangi oleh aktivitas membatik yang butuh ketelatenan dan memakan waktu yang tidak sebentar.
"Bergelut dengan pensil gambar, kemudian canting dan menggores kain dengan cairan lilin butuh waktu yang tidak sebentar," terangnya.
Inovasi ini terbukti dapat mengurangi waktu pada tahap pembuatan pola, sehingga proses produksi batik secara keseluruhan dapat lebih efektif dan efisien. Teknologi temuannya ini telah diujicobakan Teja pada produsen batik Anjani Batik Galery yang berlokasi di Kota Batu, Jawa Timur.
"Produsen ini dipilih karena sudah banyak memperoleh penghargaan di bidang batik tulis dan setiap bulannya mampu memproduksi lebih dari 200 potong kain batik, dengan peminat dari dalam dan luar negeri," ujar Wahyu Teja.
Tercatat, jika menggunakan metode tradisional maka waktu yang dibutuhkan membuat selembar kain batik mencapai 45 menit. Sedangkan jika menggunakan teknologi AR Batik waktu yang dibutuhkan kurang dari 9 menit.
Dengan kata lain, AR Batik mampu menghemat 80,24 persen waktu dalam proses pembuatan batik jika dibanding menggunakan cara tradisional.
"AR itu teknologi yang mampu memasukkan konten digital ke dunia nyata. Jadi pengguna itu bisa merasakan konten digital dan dunia nyata sekaligus bersamaan dalam satu waktu dengan panca inderanya," jelas Wahyu Teja.
Inovasinya ini digunakan Wahyu sebagai bahan tesisnya juga, untuk mendapatkan gelar Magister di Pascasarjana Filkom UB.