Mahasiswa UB Rancang Alat Tangkap Ikan Portabel Berbasis IoT
Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur merancang alat penangkap ikan yang diberi nama Fish Attractor Portable atau Fiable. Kelima mahasiswa UB tersebut yaitu Johannes Marulitua Nainggolan, Aqhsal Nur Ikhsan, Nikmatul Ula, Vety Bhakt Lestari dan Yudika Putra Perdana Pangaribuan.
Ketua Tim Fiable, Johannes Marulitua Nainggolan mengatakan bahwa selama ini alat pemancing ikan atau atraktan tradisional yang terbuat dari bambu mudah hanyut sehingga sering berpindah tempat hal ini membuat ikan sulit berkumpul.
Sementara itu untuk rangka alat Fiable kata Johannes didesain untuk tidak mudah hanyut dan tahan oleh gelombang laut. Untuk memancing ikan memanfaatkan atraktan portable serta pembangkit listrik dengan sistem bandul.
"Untuk memanggil ikan atraktan memanfaatkan suara dengan frekuensi 1.000 Hz dan cahaya berwarna biru. Atraktan tersebut akan memberikan stimulan kepada ikan untuk datang mendekat," ujarnya pada Rabu 4 Agustus 2021.
Nantinya ikan akan masuk ke wadah atraktan portable pada alat tersebut. Jadi, ujar Johannes, para nelayan tinggal melepas rangka alat Fiable tersebut di laut. Alat ini kata dia juga ramah lingkungan karena menggunakan pembangkit listrik dari gelombang air laut.
"Pembangkit listrik yang digunakan Fiable berasal dari gerakan osilasi bandul yang bergerak akibat adanya gelombang air laut," katanya.
Johannes mengatakan alat penangkap ikan hasil rancangan timnya ini juga sudah terintegrasi dengan Internet of Things (IoT) sehingga nelayan bisa melakukan kontrol alat tersebut melalui gadget masing-masing.
"Kemudian untuk pengendalian dan pengontrolan melalui perangkat lunak yang terdapat pada handphone atau laptop pengguna," ujarnya.
Johannes mengatakan bahwa latar belakang pembuatan alat Fiable ini berasal dari studi kasus di daerah Jember, Jawa Timur di mana hasil tangkapan ikan tuna nelayan di sana mengalami fluktuasi.
"Sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten Jember pada lima tahun terakhir produksi ikan tuna tertinggi pada tahun 2017 yakni dapat mencapai 485,17 ton dan mengalami penurunan yang sangat signifikan pada tahun 2020 yakni hanya mencapai 2,15 ton," katanya.
Dengan adanya alat ini diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil tangkapan ikan tuna nelayan. Sehingga produksi ikan tuna juga bisa meningkat.
Advertisement