Mahasiswa UB Raih Prestasi Lewat Aplikasi Bahasa Banjar
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB), Aulia Akhrian Syahidi, berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Komputer ini meraih Best Paper Award di 5th IEEE International Conference on Engineering, Technologies and Applied Sciences (ICETAS) 2018 di Bangkok, Thailand, 22-23 November 2018.
5th IEEE ICETAS 2018 ini sendiri merupakan agenda tahunan yang secara teknis didukung oleh IEEE IIUM SB Malaysia dan IMS Chapter Malaysia. Tema konferensi ini adalah “Engineering, Technologies and Application of Applied Sciences are Driving our Future”.
“Jadi dari 94 peserta dari berbagai negara yang ikut serta di konferensi tersebut, dipilih dua peserta yang dianugerahi best paper award. Saya beruntung menjadi salah satunya,” kata Akhrian, Kamis 28 November 2018.
Penelitian yang dipresentasikan olehnya berjudul “BandoAR: Real-Time Text Based Detection System Using Augmented Reality for Media Translator Banjar Language to Indonesian with Smartphone”. BandoAR sendiri merupakan aplikasi berbasis smartphone sebagai media penerjemah dari Bahasa Banjar ke Bahasa Indonesia.
"BandoAR dirancang dan diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Java yang dapat dioperasikan pada perangkat Android sebagai sarana untuk merekam gambar menjadi teks," bebernya.
Dengan menerapkan Augmented Reality (AR) lewat teknik markerless, aplikasi BandoAR tidak membatasi pengguna untuk mendeteksi teks atau gambar tertentu. Sehingga pengguna bebas untuk mendeteksi teks yang tercatat dalam database.
"Pada BandoAR sementara hanya mendeteksi sekitar 100 kata Bahasa Banjar," ujarnya.
Dengan berbagai tes yang telah dilakukan, kinerja BandoAR ini telah terbukti bekerja dengan baik dan dapat mengetahui batas kinerjanya. Berdasarkan 160 responden yang telah mengisi kuesioner, BandoAR dapat menjadi salah satu inovasi dan solusi teks alternatif di media penerjemah berbasis smartphone untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak dalam bidang pendidikan kebudayaan, khususnya untuk mempelajari budaya Banjar dan membantu para wisatawan yang tidak mengerti dengan Bahasa Banjar.
"Pekerjaan yang disarankan bagi peneliti berikutnya dari aplikasi ini adalah melakukan analisis akurasi dari aplikasi dengan diimplementasikan secara langsung di lingkungan masyarakat Banjar, evaluasi UX, dan UI," pungkasnya.
Akhrian sendiri berada di bawah bimbingan dua orang dosen Magister Ilmu Komputer yaitu Dr. Eng. Herman Tolle, S.T., M.T., dan Dr. Eng. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom., serta satu orang dosen dari Saga University, Japan yaitu Profesor Kohei Arai, B.S., M.S., Ph.D.
Advertisement