Di Blitar, Mahasiswa UB Sulap Limbah Batok Kelapa jadi Pestisida
Lima Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) menyulap limbah batok kelapa menjadi pestisida yang berguna untuk merawat tanaman. Kelima mahasiswa tersebut yaitu, Wakhidatul Fitriyah, Maulana A'inul Yaqin, Bakti Pertiwi Purnama Sari, Yohana Christine Tiurma Manurung, dan Muhammad Usman Sihab.
Produk olahan pestisida tersebut diberinama Like-Tok. Salah satu perwakilan tim, Wakhidatul Fitriyah mengatakan ide membuat pestisida berbahan baku batok kelapa tersebut karena melihat Desa Sutojayan, Kabupaten Blitar memiliki pohon kelapa yang melimpah.
Produksi batok kelapa di Desa Sutojayan mencapai 15 ton pertahunnya. Namun, sebagian masyarakat hanya memanfaatkan sebagai kerajinan tangan, bahan bakar gamping, dan sisanya dibuang ke TPA. "Padahal batok kelapa memiliki kandungan lignin, selulosa, hemiselulosa dan sumber karbon, yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan asap cair," ujarnya pada Jumat 18 September 2020.
Di desa tersebut, kelima mahasiswa FTP UB ini lantas memberikan pelatihan kepada masyarakat terkait pemanfaatan limbah batok kelapa untuk dijadikan asap cair sebagai bahan baku pestisida. "Prosesnya dilakukan dengan alat pirolisis. Dengan alat ini akan dilakukan proses pembakaran batok kelapa dengan suhu kurang lebih 400 derajat Celsius selama 3-6 jam,” kata Fitriyah.
Setelah proses pembakaran, akan terjadi destilasi uap dan terjadi proses kondensasi dan terbentuklah asap cair. Cairan yang disebut dengan asap cair inilah nanti yang akan digunakan untuk bahan pestisida.
Melalui program pengolahan limbah batok kelapa ini kata Fitriyah dapat mengurangi limbah batok kelapa di Desa Sutojayan, Kabupaten Blitar. "Melalui program ini, dapat mengurangi limbah batok kelapa sebanyak 98,8 persen setiap bulannya," katanya.
Selain bisa mengurangi pencemaran lingkungan, ujar Fitriyah asap cair dari batok kelapa bisa memberdayakan dan meningkatkatkan ekonomi masyarakat. "Dengan penjualan produk pestisida asap cair dan pupuk karbon masyarakat dapat meraup pendapatan sebesar Rp5.519.900 perbulan," jelasnya.
Advertisement