Mahasiswa UB Malang Buat Lampu Peringatan Gempa, Laga Gempa
Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya membuat lampu siap siaga gempa atau Laga Gempa yang bisa digunakan sebagai alat peringatan dini otomatis di daerah rawan gempa bumi.
Mereka adalah Yusuf Yuaniar, Cyril Wahyu Dwi Anugrah (Teknik Elektro), M. Fajar Arif (Teknik Elektro), dan Deca Melani (Perencanaan Wilayah dan Kota).
Ketua Tim Inovasi Laga Gempa Yusuf Yuaniar menyampaikan bahwa lampu tersebut dapat membantu warga segera mengetahui kejadian gempa bumi dan melakukan upaya penyelamatan.
"Dengan bunyi alarm yang bisa menjangkau dua sampai tiga kamar tidur. Dengan begitu, korban jiwa akibat bencana gempa bumi dapat diminimalisasi," katanya dilansir dari Antara, Rabu 27 September 2023.
Laga Gempa berwarna putih hangat dan berbentuk prisma trapesium. Menggunakan baterai Li-ion 18650 yang dapat diisi ulang sehingga bisa menghemat biaya. Dayanya sebesar 13.000 mAh, sehingga dapat menyala 24 jam setelah diisi ulang selama delapan jam.
Alat yang ikut berkompetisi dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) itu kini sudah dipasarkan ke instansi pendidikan, rumah kos, dan daerah rawan gempa bumi. Alat ini juga sudah digunakan di Malang, Cianjur, Yogyakarta, Aceh, dan Probolinggo.
Lampu siap siaga gempa dijual dengan harga Rp400 ribu untuk satu lampu, dengan keunggulan dapat mendeteksi gempa bumi mulai dari getaran rendah, menengah, hingga tinggi, disertai bunyi alarm yang berbeda-beda.
"Kami membuka preorder dan sudah dipasarkan melalui freelancer di Aceh, Yogyakarta, Lombok, Bogor, Probolinggo, Malang, dan sekitarnya," katanya.