Ini Film Cara Belajar Bahasa Isyarat Karya Mahasiswa Undika
Keterbatasan tak menghalangi seseorang untuk berkarya. Inilah yang dilakukan mahasiswa Universitas Dinamika (Undika) Laurensius Adriel Igo, meskipun dirinya memiliki keterbatasan dalam mendengar dan berbicara tak menghalanginya untuk berkarya.
Riel biasa ia disapa membuat film pendek tentang cara menghargai tunarungu. Pembuatan film ini sebagai syarat tugas akhirnya selama kuliah tujuh semester jurusan DIV Produksi Film dan Televisi (Profiti).
“Film saya berjudul "Isyaratku" untuk tunarungu. Tujuan saya membuat film ini untuk memperkenalkan bagaimana Belajar Bahasa Isyarat Kepada seluruh masyarakat,” ungkap Riel, Rabu, 14 April 2021.
Riel menjelaskan, melalui film animasi pendek yang dibuat ini masyarakat lebih peduli dan mengerti latar belakang tunarungu. Sebab, lebih banyak orang memahami bahasa isyarat akan banyak tunarunggu yang terbantu.
Untuk membuat film ini, Riel membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan untuk membuat film animasi pendek ini. Mulanya ide pembuatan tentang belajar Bahasa Isyarat yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya berusaha bagaiamana caranya membuat modeling 3D, sampai pada akhirnya kurang lebih selama selama 2 bulan saya mengerjakan nya dengan semua proses yang saya lewati seperti saat proses pembuatan nasakah, modeling, editing, dan dll,” jelasnya.
Ia menyampaikan sempat mengalami kesulitan dalam membuat film animasi ini, yakni pengaplikasian softwaee Blender 3D. Namun kendala tersebut bisa diatasi dengan bimbingan dosen-dosen pembimbing dan juga teman-temannya.
Sementara, Wakil Dekan Fakultas Teknologi dan Informatika Undika, Karsam, M.A., Ph.D mengatakan, Riel merupakan mahasiswa luar biasa yang tunarungu dan tunawicara. Mahasiswa tersebut memiliki motivasi yang kuat dalam belajar di lingkungan kelas yang berbeda dengannya.
“Dia tekun dan punya daya juang yang luar biasa. Bahkan dia juga lulus dalam waktu 3,5 tahun,” kata Karsam yang juga dosen pembimbing tugas akhir Riel.
Ia menjelaskan bahwa Riel memilih memproduksi film animasi berdurasi 5 menit 37 detik ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat umum agar belajar bahasa isyarat.
Dengan tercapainya tujuan tersebut, masyarakat penyandang ABK nanti bisa leluasa, merasa nyaman dan aman saat berinteraksi di lingkungan luar.
"Selain itu, dengan menonton film yang diproduksi Riel, masyarakat diharapkan dapat memiliki rasa empati dan toleransi pada masyarakat yang memiliki kekurangan, khususnya ABK," imbuh Karsam.
Menurut Karsam, karya film animasi Riel terbilang menarik dan cukup bagus. Dengan keterbatasan mahasiswa tersebut ia berhasil menyelesaikan tugas akhirnya yang mengandung pesan penting untuk masyarakat umum. “Riel bisa membuat naskah sendiri, produksi dan melakukan editing sendiri,” tambahnya.
Sekedar informasi, film ini berjudul Isyaratku dengan cerita seorang siswa dan siswi sedang mengikuti kegiatan belajar. Dalam ceritanya, siswi yang bernama Maria penyandang tunarungu dan tunawicara. Hal tersebut membuat Moris untuk belajar bahasa isyarat agar bisa berkomunikasi dengan Maria.