Mahasiswa STIKES Bina Sehat PPNI Demo Tolak Pemimpin Cabul
Ratusan mahasiswa dan karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bina Sehat PPNI Mojokerto menggelar aksi, Rabu, 6 Juli 2022. Ratusan massa itu menuntut dualisme kepemimpinan sekolah kesehatan yang dinaungi Yayasan Kesejahteraan Warga Perawatan Perawat Nasional Indonesia itu.
Para karyawan dan mahasiswa Stikes Bina Sehat PPNI itu datang dengan membawa spanduk yang bertulisan 'Kami keluarga besar karyawan dan mahasiswa menolak H.M Hartadi, S.kep, ST, MMkes. Dengan segala intervensinya di Stikes dan UBS Bina Sehat PPNI Mojokerto' serta 'Kembalikan aset organisasi DPD PPNI Kabupaten Mojokerto'.
Ada juga spanduk dibawa gabungan karyawan dan mahasiswa yang mencuri perhatian. Spanduk itu tertulis 'Persatuan Perawat Kabupaten Mojokerto menolak pemimpin yang pernah digerebek di kos-kosan'.
Gerombolan pendemo ini berkumpul dan menyampaikan aspirasinya di halaman Stikes Bina Sehat PPNI yang ada di Jalan Raya Jabon, Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar.
"Kalian dapat fasilitas apa? Layak apa tidak?," teriak seorang orator menggunakan toa yang naik di atas meja di hadapan para pendemo.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Mojokerto, Yusri, mengaku perhatian dengan kondisi yayasan yang menaungi Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto saat ini karena dualisme kepemimpinan.
"Ada masalah dalam kepemimpinan lama, ingin memiliki kampus kita. Jadi, dampaknya ke mahasiswa karena adanya dualisme kepemimpinan ini mahasiswa merasa terlantar tidak ada perhatian," kata Yusri di Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto, Rabu 06 Juli 2022.
Selain itu, dualisme kepemimpinan yayasan ini juga berdampak pada semua organisasi yang ada di sekolah kesehatan itu. Menurut Yusri, pihaknya juga mengendus adanya penyelewengan anggaran yang membuat sistem keuangan di kampus tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya.
"Setelah kami telusuri ternyata ada penyelewengan dan lain-lain yang mengakibatkan semua organisasi terdampak, mulai dari organisasi PPNI sendiri, organisasi kampus bahkan ke mahasiswa secara tidak langsung mengalami dampak. Fasilitas dari kelas ternyata masih belum mumpuni buat didapatkan karena adanya dualisme kepemimpinan," ujarnya.
Mewakili ratusan mahasiswa dan karyawan Stikes Bina Sehat PPNI, Yusri berharap status keabsahan kampus mereka yang saat ini terjadi dualisme kepemimpinan segera diselesaikan.
Pemilihan Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) PPNI sudah dilakukan dalam Musyawarah Daerah (Daerah) VIII pada bulan Februari 2022.
Saat itu, Mas'ud Susanto terpilih menjadi Ketua DPD PPNI Kabupaten Mojokerto. Pria yang saat ini menjabat sebagai Kabid SDK Dinas Kesehatan Mojokerto itu bersaing dengan calon incumbent, yakni M Hartadi.
Namun, hingga saat ini Hartadi tak kunjung mundur dari kepemimpinan yayasan. Hal itu yang memicu para karyawan dan mahasiswa demo untuk meminta Hartadi segara mundur.
"Yang menolak secara langsung itu dari organisasi perawat dan juga karyawan. Hartadi ini adalah ketua yayasan yang lama. Tahun lalu sudah dilakukan pemilihan secara demokratis dan sudah didapatkan pemimpin yang baru. Mas'ud, itu sudah dipilih melalui voting, tapi kenapa Hartadi tidak mengakui kekalahannya," kata Yusri.
Advertisement