Dituduh Berkata Kasar Saat Tilang Pelanggar, Polisi: Tidak Benar
Kepala Satlantas Polrestabes Surabaya, AKBP Eva Guna Pandia membantah anggotanya mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan saat menilang mahasiswa Unair, Galih Teja.
"Saya kurang tahu ya apakah polisi menyebut seperti itu. Tapi setahu saya di video tidak ada polisi bilang hal seperti itu," kata Eva kepada ngopibareng.id.
Menurut Eva, klaim dari mahasiswa tersebut tidak benar. Selain itu, menurutnya, tidak benar bahwa polisi tebang pilih dalam melakukan tilang.
"Saya tidak melihat polisi bilang suka-suka saya dalam menilang. Polisi itu punya hak diskresi untuk menilang siapapun yang ketahuan melanggar. Kalau salah ya salah, jangan koar-koar," ujarnya.
Eva juga memastikan, polisi tidak pernah mencari-cari kesalahan dalam melakukan penindakan terhadap pelanggar lalu lintas. Penegakan aturan hukum itu sudah menjadi kewajiban dan bentuk cinta polisi kepada masyarakat. Tujuan agar warga terhindar dari kecelakaan.
"Awal kecelakaan terjadi karena pelanggaran. Jadi ini bentuk sayang kita kepada masyarakat. Coba kalau melanggar terus, misal melawan arah. Kalau kecelakaan baru mengaku salah. Oh iya polisi benar ya," ujar Eva.
Razia dan penindakan pelanggaran, juga bentuk kecintaan polisi terhadap Kota Surabaya. Karena dari razia, polisi bisa menemukan kendaraan yang tidak memiliki surat resmi yang diduga hasil kejahatan.
"Tujuan razia itu salah satunya untuk mengungkap kasus curanmor. Dari razia kita bisa tahu mana kendaraan bodong mana yang tidak. Apalagi yang melanggar rambu, ya harus kita tindak. Akui lah kalau salah. Namanya melanggar tidak perlu ngeyel," kata Eva.
Advertisement