Mahasiswa Poltekad Buat Rompi Anti Peluru Berteknologi Tracking
Mahasiswa Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) kembangkan rompi anti peluru dengan teknologi tracking setelah mendapatkan pengalaman berjaga di daerah konflik.
Salah satu mahasiswa Poltekad, Rendi Darmansyah mengatakan, perbedaan rompi anti peluru buatannya dengan yang biasa adalah di teknologi tracking dan sensor untuk dipasangkan ke personel.
“Kalau rompi biasanya cuma ada anti peluru saja, tapi rompi ini dilengkapi tracking personel dan sensor untuk mengetahui kondisi personel,” kata Rendi, kepada Ngopibareng.id, Minggu, 31 Juli 2022.
Untuk membuat rompi itu, kata Rendi, timnya yang juga berisi mahasiswa lain, yakni Kevin Adu dan Della Ardiansah memasangkan sejumlah alat di dalam rompi anti peluru tersebut.
Sejumlah alat tersebut seperti, GPS yang berfungsi untuk melihat posisi personel yang ada di lapangan. Kemudian kamera, untuk melihat apakah di dekat prajurit itu masih ada musuh atau tidak.
“Ketiga sensor tembakan, jadi ketika personel ditembak, sensor ini mengirim informasi bahwa personel ini telah tertembak,” jelasnya.
Rendi mengungkapkan bahwa untuk GPS diletakan di dalam rompi anti peluru tersebut, kamera di tempelkan di bagian dada, dan sensor pembaca detak jantung akan ditempelkan ke lengan personel.
“Sensor ini tersambung dengan detak jantung, kalau tertembak bisa tahu, dia sudah mati atau belum. Kalau tertembak kan otomatis darah keluar, dan detak jantung gak stabil,” ucapnya.
Mengenai bahannya, Rendi bersama timnya menggunakan bahan dasar gedebog (pohon) pisang untuk membuat rompi tersebut. Ini terbukti efektif setelah diuji coba menerima tembakan oleh PT Pindad.
“Ini untuk percobaan (bahan rompi anti peluru) kami menggunakan senapan berjenis S2, dengan jarak 50 meter dan ini teruji dengan level 3,” ujar dia.
Rendi berharap, ke depannya inovasi yang dibuat bersama teman-temanya itu dimanfaatkan oleh militer. Sebab, rompi anti peluru dengan teknologi tracking dan monitoring masih belum ada.
“Saat saya dinas di daerah konflik tahun 2017, satuan kami mengalami kontak tembak, dan enggak termonitor, teracak, pada lari kemana-mana. Karena itu, saya membuat inovasi seperti ini,” katanya.
Advertisement