Sebal Hand Sanitizer Mahal, Mahasiwi Racik dan Jual Sendiri
Di tengah pandemi covid-19, harga hand sanitizer melambung. Harga yang tidak masuk akal itu menggerakkan hati salah satu mahasiswi perawat di Surabaya. Berbekal ilmu kesehatan yang didapatnya saat kuliah dan browsing di internet, dia memutuskan meracik dan menjual hand sanitizer sendiri.
Adalah Nur Kholifia Alfa Rizky, mahasiswi asli Madiun, berinisiatif membuat dan menjual hand sanitizer dengan harga terjangkau. Ia gusar, lantaran harga cairan pembersih tangan itu mencekik, “masak harganya melebihi emas,” katanya pada Rabu 1 April 2020.
Berbekal browsing sejumlah literatur di internet dan serangkaian uji coba, ia pun memproduksi hand sanitizer sendiri yang kemudian dijual dengan harga Rp50 ribu untuk 250ml. Dari harga itu, perempuan yang bekerja di rumah sakit ini menyebut hanya mengambil untung Rp2.500.
Sesuai Panduan WHO
Setelah berseluncur di internet, akhirnya keseriusannya membuahkan hasil. Perempuan yang juga hobi menyanyi itu menemukan formula hand sanitizer yang tepat. Terlebih, sesuai dengan panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Komposisinya antara lain alkohol, gliserin, aquades, H202 dan perasan air jeruk nipis. H202 dikombinasikan dengan alkohol bisa membunuh bakteri.
Untuk memastikan keamanan produknya, mahasiswi semester akhir itu menjajal racikannya sendiri selama satu bulan. Dia ingin menguji apakah produknya membuat kulit iritasi atau aman di kulitnya yang sensitif.
“Saya coba dulu sebulan ke diri saya, aman nggak kira-kira. Ternyata aman, ini pun juga didukung testimony kedua teman saya. Akhirnya saya baru berani berjualan” ucapnya.
Raup Rp1 juta Seminggu
Produk buatan mahasiswi perawat ini dijual dalam bentuk cair dan bukan jel. Alasannya cair lebih mudah diserap kulit.
Terdapat empat jenis ukuran yang bisa dipilih, seperti 250 ml, 1 liter, 3 liter dan 5 liter. Bahkan, sempat juga ada orderan hingga 55 liter. Pembelinya pun beragam, mulai dari mahasiswa, perawat, dokter, dan pegawai BUMN.
Ia mempromosikan racikannya menggunakan media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan Whatsapp. Dalam seminggu berjualan, hasil yang didapat mencapai Rp 1.5 juta.
“Saya tidak ambil untung banyak, yang penting bisa berkah. Alhamdulillah seminggu ini sudah dapat satu juta lebih” ucapnya dengan penuh rasa syukur.
Ia mengklaim meski murah, produknya bukan murahan. Menurutnya sudah sesuai dengan standar WHO dan harganya bisa dijangkau warga.
Akan Jual Disinfektan Murah
Sukses dengan hand sanitizer, ia kini berencana meracik disinfektan sendiri. Sebab, banyak konsumen yang menanyakan. Selain itu, tiga dokter di tempatnya bekerja pun menyarankannya karena melihat usaha tulusnya dalam membantu orang.
“Disinfektan itu kalau buat sendiri nggak sampai Rp 100 ribu. Di online shop 5 liter dijual Rp 500 ribu, itu mencekik” katanya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, sebenarnya bahan disinfektan sudah ada. Namun, karena kesibukannya dia belum ada waktu untuk memproduksi.
Tak hanya menjualn, ia juga berencana menyumbangkan 30 liter hand sanitizer dan 10 liter disinfektan pada salah satu organisasi mahasiswa dan rumah sakit swasta di Surabaya. Dia berharap, hal tersebut bisa membantu yang benar-benar membutuhkan.“ Karena saya bisa membuat keduanya apa salahnya, semoga bermanfaat ” tutupnya.
Advertisement