Mahasiswa PCU Bisnis Daur Ulang Baju Bekas Jadi Outfit Teddy Bear
Puluhan bisnis menarik rintisan mahasiswa dihadirkan dalam acara Manbision Festival 5.0 x Mr. Markett dari Business Management PCU (Petra Christian University). Menariknya, ada bisnis karya mahasiswa berkonsep sustainable business dengan memanfaatkan limbah tekstil.
Kegiatan yang digelar di Atrium HomePro Pakuwon Mall, Surabaya itu, merupakan festival tahunan. Tahun ini pihaknya juga berkolaborasi dengan Petranesian alumni yang merupakan founder Kepo Market sekaligus owner Mr. Markett.
“Sebanyak 28 bisnis rintisan mahasiswa PCU dipamerkan dalam bentuk bazaar,” ungkap Sekprodi Business Management PCU Sherly R. Tanoto.
Berbagai produk mulai dari food and beverages, fashion, hingga kerajinan tangan dari tanah liat, tersaji dengan sangat apik.
Bahkan, ada bisnis berupa workshop menjahit outfit boneka Teddy Bear. Bisnis ini digawangi oleh Gracea Febrinda dan empat temannya. Memilih My Teddle sebagai nama brand, Gracea mengusung konsep sustainable business.
Ide tersebut bermula dari fenomena fast fashion yang membuat kebanyakan orang hanya memakai baju sekali pakai, karena mengikuti trend yang berubah cepat. Dampaknya, limbah tekstil juga semakin meningkat. Padahal limbah tekstil termasuk sampah anorganik yang sulit diurai.
“Saya dan tim mengolah baju bekas menjadi outfit boneka Teddy Bear. Selain itu, kami juga menawarkan workshop menjahit baju boneka untuk mengasah kreativitas anak-anak. Jadi mereka bisa desain baju boneka sesuai keinginan,” ujar mahasiswi angkatan 2021 itu.
Namun Gracea merinci, semua kalangan mulai dari anak-anak hingga dewasa bisa mengikuti workshop. Bahkan, mereka juga bisa membawa baju bekas yang ad di rumah untuk dijadikan oufit boneka Teddy Bear.
Sebenarnya, ujar Grace bisnis rintisannya kali ini berfokus pada workshop dan pengembangan minat anak-anak untuk mengolah baru bekas menjadi barang layak guna kembali.
"Semua alat dan aksesoris untuk membuat outfit Teddy Bear sudah kami siapkan. Mulai dari benang, alat jahit, kancing, resleting dan lainnya. Dengan 125 ribu bisa membawa satu outfit teddy bear beserta bonekannya," paparnya.
Sebelum membuka workshop menjahit busana Teddy Bear, ia dan kawan-kawannya terlebih dahulu belajar menjahit selama satu bulan lamannya. Hal ini dilakunan agar hasil dari workshop yang diberikan maksimal.
"Kami belajar menjahit dari youtube dan juga dari adik saya. Sekitar sebulan belajarnya sampai kami bisa untuk level basic," ungkapnya.
Ia berharap, ramah industri ramah lingkungan ini bisa terus dikembangkan. "Harapannya, industri bisnis bisa semakin ramah lingkungan. Salah satunya lewat bisnis yang saya rintis ini, kedepannya sampah tekstil semakin berkurang,” imbuhnya.
Fakta menarik lainnya, rangkaian acara Manbision Festival ini ternyata hasil kolaborasi dari tiga mata kuliah. “Ada bazaar dari mata kuliah Kewirausahaan, dan Family Business Strategy Movie Competition yang menampilkan kompetensi dari para mahasiswa mata kuliah Strategi Bisnis Keluarga.
Small Business Scale Ups Exhibition juga hadir untuk menampilkan produk-produk UMKM dari Mitra Binaan Service Learning mata kuliah Manajemen Pemasaran Terintegrasi.
Sementara itu, Kepala Program Business Management PCU Maria Praptiningsih, S.E., M.SC.FE menjelaskan, kegiatan ini digelar dengan tujuan agar para mahasiswa bisa semakin mengasah dan mempertajam tiga pilar kompetensi utama, yaitu Entrepreneurship, Leadership, dan Family Business Management.
“Ini jadi upaya konkrit kami sebagai pelaksana pendidikan tinggi, dalam membekali generasi muda dengan kompetensi utama, yang saat ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemajuan ekonomi bangsa Indonesia,” tambahnya.
Bertema 'Sailing the High Seas of Business Innovation', kegiatan ini juga memberi kesempatan untuk berkenalan dengan salah satu kompetisi bergengsi bagi wirausahawan mahasiswa yang menjalankan bisnis secara aktif, yakni lewat Global Student Entrepreneurs Awards (GSEA) Indonesia 2024 Roadshow.