Mahasiswa KKN Unej Sukses Sulap Sampah Jadi Rupiah
Beberapa mahasiswa Universitas Jember sukses mengubah sampah menjadi uang melalui program bank sampah. Bank sampah yang didirikan oleh mahasiswa itu berada di Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah, Jember.
Ide pendirian bank sampah di Desa Kertonegoro itu muncul setelah tim melakukan observasi awal. Tim yang dipimpin oleh Hanifah Nur Alimah itu melihat tumpukan sampah di beberapa titik.
Sampah itu dibiarkan dan tidak dikelola sehingga menjadi potret kumuh di desa itu. Saat melaksanakan KKN Tematik Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) 2022 yang dilaksanakan pada bulan April-Juni 2022, Hanifah Nur Alimah bersama delapan koleganya memutuskan mendirikan bank sampah.
“Bank sampah itu berawal dari observasi mahasiswa yang menemukan problem sampah, maka peserta KKN MBKM tergerak memberikan solusi nyata penanganan sampah di Desa Kertonegoro,” kata Hanifah Nur Alima, mahasiswi Program Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember, Selasa, 12 Juli 2022.
Rencana mendirikan bank sampah itu ternyata disambut baik oleh masyarakat Desa Kertonegoro. Selama ini, masyarakat desa itu juga terganggu dengan sampah yang berserakan di desanya.
Hanya saja, warga tidak menemukan cara mengatasi persoalan sampah itu. Sebagian masyarakat sudah berusaha melakukan kampanye agar tidak membuang sampah sembarangan, namun tidak berhasil.
Program itu juga didukung oleh Kepala Desa Kertonegoro, Siti Munfaridah. Di bawah bimbingan Pembimbing Lapangan, Banun Kusuma Wardhani, mereka kemudian mendirikan bank sampah.
Bank sampah itu diberi nama Bank Sampah Kertomas, singkatan dari Kertonegoro Menuju Adil Makmur dan Sejahtera.
Bank Sampah Kertomas itu berjalan sesuai rencana. Setiap minggu, nasabah bank sampah terus bertambah.
Sampah yang berhasil dikumpulkan juga tidak sedikit. Untuk warga Dusun Krajan Tengah, Desa Kertonegoro saja tiap bulannya bisa mengumpulkan hampir 200 kilogram sampah. Sampah itu berupa kertas, logam dan plastik.
“Warga Dusun Krajan Tengah Desa Kertonegoro saja mampu mengumpulkan hampir 200 kilogram sampah berupa kertas, logam dan plastik yang jika diuangkan senilai setengah juta rupiah,” lanjut Hanifah.
Bank Sampah Kertomas yang sukses itu terdengar telinga Bupati Jember Hendy Siswanto. Kelompok mahasiswa KKN MBKM di Desa Kertonegoro diapresiasi bahkan diminta untuk mempresentasikan program bank sampah yang dirintisnya di depan Bupati Jember.
Unej masukkan pengelolaan sampah jadi tema KKN MBKM
Tidak hanya sukses mendapat apresiasi Bupati Jember, program Bank Sampah Kertomas juga diapresiasi oleh LP2M Universitas Jember. Bank sampah itu menjadi salah satu tema perbincangan dalam kegiatan Ngopi Selasa edisi 40 antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) bersama KOMPAK (Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan), Selasa, 12 Juli 2022
Kegiatan Ngopi yang dilakukan secara hibrida ini dibuka oleh Rektor Universitas Jember di Gedung Auditorium. Tampil sebagai pemateri adalah Wakil Rektor I, Dosen Pembimbing Lapangan, mahasiswa peserta KKN MBKM serta Kepala Desa Kertonegoro dan Staf Ahli bidang Hubungan Antar Lembaga Kemendes PDTT yang hadir secara daring.
Dalam perbincangan itu, Universitas Jember memasukkan pengelolaan sampah menjadi salah satu tema program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Jember.
Ketua LP2M, Prof Yuli Witono mengatakan, tema pengolahan sampah mengemuka setelah melihat keberhasilan mahasiswa peserta Program KKN Tematik Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) mendampingi warga mengolah sampah di Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember.
Melihat keberhasilan itu, LP2M akan menjadikan tema pengolahan sampah sebagai salah satu tema di Program KKN selanjutnya.
“Sampah saat ini dan di masa depan bakal tetap menjadi masalah yang perlu penanganan serius. Oleh karena itu, kami akan menjadikan tema pengolahan sampah sebagai tema yang bisa dipilih oleh mahasiswa saat mengikuti KKN tematik,” kata Prof Yuli.
Dengan memasukkan pengelolaan sampah dalam tema KKN Tematik, Universitas Jember ingin turut serta memberikan solusi terhadap salah satu problem nyata masyarakat. Apalagi pengolahan sampah menjadi salah satu bagian mewujudkan lingkungan hidup yang lestari sesuai visi dan misi Universitas Jember.
“Kami ingin mengubah pandangan masyarakat yang semula melihat sampah sebagai barang tak berguna bisa menjadi potensi menambah pundi-pundi rupiah,” jelas Prof. Yuli.
Rencana itu disambut baik oleh Staf Ahli bidang Hubungan Antar Lembaga Kemendesa PDTT, Samsul Widodo. Menurut Samsul, sampah bukan lagi permasalahan kota semata, tapi sudah merambah desa.
Oleh karena itu, penanganan sampah harus dilakukan oleh semua pihak secara bersama-sama dari hulu hingga hilir. Peran itu bisa dilakukan oleh mahasiswa melalui program KKN Tematik.
Selain itu, Samsul juga meminta Universitas Jember mulai menyosialisasikan dan menerapkan konsep ekonomi sirkuler yang menjadikan pelaku ekonomi sebagai penjaga sumber daya agar dapat dipakai selama mungkin, menggali nilai maksimum dari penggunaan, kemudian memulihkan dan meregenerasi produk dan bahan pada setiap akhir umur layanan.
Diharapkan mahasiswa peserta KKN Tematik bisa menginisiasi berdirinya toko-toko bahan pangan seperti toko beras di desa dengan konsep bulk store yang mewajibkan pembelinya membawa sendiri wadah berasnya.
Samsul juga mengajak Universitas Jember mulai memikirkan konsep perdagangan karbon berbasis desa. Pasalnya tren di masa depan, industri yang menghasilkan polusi bakal dikenai pajak dan ada bagian dari pajak tadi yang diserahkan kepada wilayah yang memiliki kawasan hijau sebagai penghasil oksigen.
“Nah yang punya pepohonan kan desa, maka saya usul agar Universitas Jember mulai meneliti dan menggerakkan mahasiswanya menyosialisasikan tema perdagangan karbon berbasis desa sekaligus menjaga kelestarian alam di desa,” pungkas Samsul Widodo yang alumnus FISIP Universitas Jember.
Advertisement