Mahasiswa ITS, Ubah Limbah Kopi Jadi Energi Terbarukan, Biogas
Dalam pengolahan buah kopi tidak bisa dihindari, selalu akan dihasilkan limbah kulit kopi yang dapat menyebabkan masalah serius terhadap lingkungan sekitar. Padahal bila dimanfaatkan dengan baik limbah kopi ini juga dapat lebih bermanfaat.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa doktoral (S3) Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Toto Iswanto. Toto berhasil menciptakan biogas dari limbah tersebut dengan memanfaatkan mikro organisme tertentu.
Penelitian ini pun berhasil membawanya menyandang gelar S3. Toto menjelaskan, perlakuan awal dilakukan dengan memanfaatkan feses dari binatang luwak. Perlakuan tersebut dapat mengurangi kandungan lignin sebesar 35,25 persen dan zat inhibitor (kafein, tanin, dan fenol bebas) lebih dari 95 persen.
"Selain cara ini, terdapat alternatif yang lain dengan memberikan perlakukan awal terhadap kulit kopi tersebut dengan memberikan Alkalin Hidrogen Peroksida (AHP) yang diikuti dengan menggunakan cairan rumen sapi," ujar Toto Iswanto.
Lebih lanjut, Toto mengungkapkan, cairan itu adalah salah satu limbah yang berasal dari tempat penotongan hewan.
“Jadi kita mengolah limbah (kulit kopi) menggunakan limbah (cairan rumen sapi) dan menghasilkan biogas yang bermanfaat,” tambah mahasiswa yang menerima beasiswa. Program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Tambahnya, jumlah biogas yang dihasilkan dengan menggunakan cara pada penelitiannya dapat menghasilkan 50 kali lebih banyak volumenya.
"Nantinya biogas yang dihasilkan bisa menjadi sumber energi yang menjanjikan pada masa yang akan datang," tandasnya.
Indonesia saat ini sedang gencar dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk menggantikan sumber energi dari fosil yang suatu saat akan habis. Inilah yang menjadi ide awal Toto untuk melakukan penelitian ini, serta sebagai langkah mendukung kebijakan pemerintah Indonesia.