Mahasiswa ITS Ciptakan Pengurai Limbah Tekstil
Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menemukan bahan untuk mengatasi limbah industri tekstil. Bahan itu adalah Zeolitic Imidazolate Frameworks-8 (ZIF-8) yang sistem kerjanya sebagai penyerap limbah berbahaya.
ZIF-8 sendiri merupakan material kristalin yang terbentuk dari ion logam tetrahedral seperti Seng (Zn) yang dijembatani oleh ligan imidazolat (semacam bubuk kimia).
Tim mahasiswa dari Departemen Kimia ITS adalah Hannis Nur Rohma, Risma Cindy Avista, dan Dewi Kurnia. Mereka melakukan penelitian terhadap limbah metilen biru agar aman saat dibuang bebas ke perairan. Metilen biru merupakan jenis zat pewarna yang banyak digunakan di dalam industri tekstil.
Hanis, ketua tim, mengatakan limbah zat warna biru yang dibuang bebas di perairan memiliki sifat nonbiodegradable, yaitu tidak dapat diuraikan secara alami. Selain itu, limbah ini juga dapat menyebabkan gangguan ekosistem apabila dibuang secara langsung.
"Limbah ini bersifat karsinogenik sehingga dapat memicu penyakit seperti kanker," jelasnya.
Guna mengurangi dampak berbahaya dari limbah tersebut, ia dan kedua temannya menggunakan adsorben ZIF-8 dengan metode adsorpsi (sebuah proses penyerapan zat).
ZIF-8 sendiri banyak digunakan sebagai adsorben karena memiliki persen efisiensi yang cukup tinggi untuk menyerap senyawa organik berbahaya seperti zat warna.
Dalam penelitiannya kali ini, ia menambahkan logam Kobalt (Co) dalam material ZIF-8 miliknya.
"Kobalt ini menggantikan logam Seng dalam material ZIF-8 karena kobalt dan seng berasal dari periode (dalam tabel periodik kimia) yang sama, namun memiliki jari-jari yang lebih besar," urainya.
Dengan teori itu, ia mengungkapkan bahwa kobalt ini akan lebih reaktif dibandingkan seng karena ikatannya mudah putus.
Hannis berharap, penelitian yang merupakan hasil dari Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE) ini dapat menjadi referensi untuk mengatasi permasalahan limbah cair di industri.
"Saya harap penelitian ini bermanfaat bagi kehidupan manusia, sekaligus dapat menjaga keasrian lingkungan sekitar dari banyaknya limbah yang ada," punkasnya. (amm/wit)