Mahasiswa ITS Tawarkan Konsep Penjara Terapung bagi Koruptor
Angka pertumbuhan tindak korupsi yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini tentu membawa kerugian besar bagi negara, khususnya dalam hal keuangan.
Hukuman penjara pun nampaknya tak membuat para koruptor ini jera. Mereka justru masih bisa menyulap penjara tersebut dengan fasilitas mewah layaknya di hotel berbintang.
Melihat hal itu, tiga mahasiswa Teknik Geomatika Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menawarkan ide dan solusinya melalui Program Kreativitas Mahasiswa - Gagasan Tertulis (PKM-GT).
Solusinya yakni dengan mendirikan penjara terapung di wilayah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) sebagai efek jera bagi para koruptor.
Ketiga mahasiswa ini adalah Resti Yully Astusi, Nicolody Ofirla Eflal Froditus, dan Anida Wahyu. Menurut tim, wilayah yang akan menjadi titik dibangunnya penjara berada di perairan Pulau Maratua, Kalimantan Timur.
Kondisi penjara yang jauh dari keramaian atau terpencil ini, akan mengakibatkan susahnya akses perjalanan dan digital.
“Tidak sembarang orang bisa masuk ke penjara karena dibangun di atas perairan yang hanya memiliki satu jalan, sehingga jika mereka melarikan diri sama dengan menjemput ajal,” tutur Nicolody Ofirla Eflal Froditus yang akrab disapa Nico. (amm/wit)