Mahasiswa ITS Rancang Kapal Pencari Korban Kecelakaan Perairan
Kecelakaan di perairan Indonesia cukup sering terjadi, dari data Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) saja dalam rentan 2007 hingga 2010 ada 179 kecelakaan di perairan yang terjadi.
Berdasarkan data tersebut, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan kapal Autonomous Surface Vehicle (ASV) untuk membantu pencarian korban kecelakaan di perairan yang diberi nama 'Aksanawa'.
Kapal ini merupakan inovasi lanjutan dari kapal autonomous yang pernah digagas beberapa waktu lalu, yaitu YOLO-Boat. "Aksanawa memiliki perkembangan yang cukup signifikan dari kapal pendahulunya," kata ketua tim perancang Aksanawa ITS, Dion Andreas Solang.
Dion menjelaskan, Aksanawa dirancang untuk membantu tim Search and Rescue (SAR) dalam melakukan penyelamatan saat terjadi kecelakaan di laut. Kapal ini mengadopsi pola pencarian International Aeronautical and Maritime Search and Rescue (IAMSAR), seperti Expanding Square dan Parallel Track Search.
Nantinya, operator cukup memberikan perintah dengan microcontroller, lalu kapal secara otomatis bergerak sesuai pola yang diperintahkan.
Dibekali dengan baterai Li-PO 6200 mAh, kapal Aksanawa mampu bertahan selama 113 menit dengan kecepatan 0,5 m/s. Selain itu, kapal Aksanawa menggunakan sistem modular atau bisa dibongkar pasang untuk mempermudah proses pengiriman kapal ke lokasi kecelakaan.
Selain itu, Aksanawa memiliki dua kamera di atas dan di bawah permukaan air. Di sisi manajemen power, Aksanawa mengonsumsi daya yang lebih rendah dibanding kapal pendahulunya.
“Hal itu disebabkan oleh konsumsi memori Aksanawa hanya sebesar 20 megabyte, lebih sedikit dibanding YOLO-Boat yang memakan memori sebesar 200 megabyte,” jelasnya.
Meskipun memakan memori yang lebih kecil, Aksanawa mampu mendeteksi korban lebih akurat karena Floating Point Operations Per Second (FLOPS) yang digunakan sangat sedikit. Dengan FLOPS yang sedikit, Aksanawa mampu menghasilkan skor 30 frame per second.
Lanjut mahasiswa Departemen Teknik Komputer ini, kapal penyelamat ini menggunakan model object detection berbasis deep learning untuk mendeteksi objek. Alhasil, Aksanawa mampu mendeteksi objek hingga kedalaman 31 meter di bawah permukaan air.
“Selain itu, Aksanawa didesain menggunakan lambung katamaran, sehingga kapal memiliki stabilitas yang baik,” ungkapnya.
Ketika terjadi kecelakaan di perairan, kapal penyelamat akan datang ke lokasi kejadian dengan membawa kapal Aksanawa. Kapal ini akan diluncurkan dari kapal penyelamat untuk mengeksplorasi daerah yang ditunjuk oleh control station untuk mencari korban.
Berkat inovasi tersebut, Dion bersama timnya berhasil mengangkat medali perak pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2022 kategori Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC).
Advertisement