Mahasiswa ITS Rancang Alat Pemecah Kemiri Otomatis
Tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) dan tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Departemen Teknik Mesin Industri, Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang alat pengolah biji kemiri menjadi minyak kemiri.
Teknologi Tepat Guna ini dirancang oleh delapan mahasiswa yang dibimbing oleh Dedy Zulhidayat Noor ST MT PhD dan diterapkan di Desa Pakuan, Kecamatan Narmada, Lombok Barat. Delapan mahasiswa tersebut adalah Fitra Bagus Hendi Prabowo, Ngurah Gatot Saguna Wijaya, Mohamad Tedi Prasetiyo, Aditya Yoga Eka Nugraha, Diego Surya Dewangga, Wahyu Dwi Putranto, Rahmad Rahardian Dias Affandi, dan Amirah Cetta Elysia.
Perwakilan tim, Aditya Yoga Eka Nugraha menyampaikan alat pengolah biji kemiri menjadi minyak kemiri dibuat dengan konsep proses manufaktur. Keunggulan alat tersebut yaitu dapat memecah biji kemiri dengan jumlah banyak sekaligus dengan hasil yang bisa langsung diolah menjadi minyak kemiri.
"Alat ini sudah melalui pengujian terlebih dahulu sebelum dilakukan pengiriman ke Desa Pakuan,” jelasnya.
Menurut Aditya Yoga Eka Nugraha, kegiatan pengembangan alat yang telah dibuat selama empat bulan ini dilanjutkan dengan sosialisasi pengarahan penggunaan. Setelah alat tersebut sampai di Desa Pakuan, para petani langsung memanfaatkannya.
“Bahkan beberapa telah menerima pesanan sejak produk ditawarkan, penjualan pun sudah masuk pasar online,” tutur pemuda yang juga anggota tim Nogogeni ITS ini.
Menurut Aditya Yoga Eka Nugraha, masyarakat Desa Pakuan sangat menyambut kehadiran alat pemecah biji kemiri ini. Mereka berharap dapat meningkatkan penghasilan desa dan juga mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) para petani biji kemiri di Desa Pakuan. Para petani juga menyampaikan bahwa mereka mengharapkan alat ini segera dikomersialkan dengan kuantitas lebih.
Alat pengolahan biji kemiri ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh semua petani yang ada. “Semoga alat ini dapat menjadi jalan dalam membantu meningkatkan taraf hidup dan perekonomian petani melalui pengolahan komoditas unggul,” pungkasnya.
Advertisement