Mahasiswa ITS Rancang Alat Pemantau Rel Kereta Api
Berdasarkan data investigasi kecelakaan perkeretaapian yang dirilis Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), menyebut jika penyebab terbesar kecelakaan kereta api adalah anjloknya kereta dari perlintasan rel. Hal inilah yang mendorong mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Virbyansah Achmadan Nurrohman untuk menciptakan alat pemantau dan identifikasi kerusakan rel kereta api.
Mahasiswa yang akrab disapa Byan ini menyampaikan, pengecekan kelayakan rel kereta api adalah sesuatu hal yang riskan. "Jumlah kereta ukur yang digunakan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk memeriksa kelayakan rel tidak seimbang dengan panjang rel yang diperiksa, imbasnya pemeriksaan rel hanya dapat dilakukan enam bulan sekali," ungkap mahasiswa jurusan Teknik Komputer ini.
Berdasarkan studi penelitiannya, kondisi rel kereta api dapat diperiksa melalui getaran yang dihasilkan oleh kereta saat melintasi rel. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah alat yang dapat mengintegrasikan sensor akselerometer sebagai pembaca getaran kereta api ketika melintas di atas rel.
Dalam prosesnya, Byan mengatakan jika sensor akselerometer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensor akselerometer digital ADXL345. Sensor ini mampu mengukur getaran vertikal, horizontal dan lateral. "Dari ketiga getaran ini akan diolah untuk mengidentifikasi kondisi rel kereta yang dilewati," kata Byan.
Selain itu, alat ini juga dilengkapi Global Positioning System (GPS) yang digunakan untuk mengetahui lokasi, waktu, dan kecepatan dari kereta yang diukur. "Sensor akselerometer dan GPS yang digunakan pada alat ini dijalankan menggunakan Single Board Computer (SBC) model Raspberry Pi, sehingga dapat memvisualisasikan data seperti halnya pada komputer personal," jelasnya
Dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT), data yang telah diperoleh akan langsung dikirimkan melalui internet ke database. "Sehingga data yang diperoleh langsung dapat diamati oleh petugas perawatan rel secara real time," ujarnya.
Bekerja sama dengan PT KAI Daerah Operasi (Daop) 8, ia telah melakukan uji coba terhadap alat rancangannya. Dalam percobaan ini, Byan menggunakan alatnya untuk memeriksa kelayakan rel keret api jalur Surabaya-Malang dan sebaliknya.
Dengan data hasil percobaan tersebut, diharapkan dapat menjadi peringatan bagi petugas perawatan rel kereta api terhadap kerusakan rel dan masinis kereta berikutnya terhadap batas kecepatan maksimal kereta api yang dijalankan. (amm)