Sepatu Casual Hasil Daur Ulang Limbah Kulit Karya Mahasiswa ITS
Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Gede Arya Daiva Daniswara berhasil mendaur ulang limbah kulit menjadi sepatu casual Revive Runner yang apik nan menarik.
Daiva, panggilan akrab mahasiswa yang sudah menggeluti dunia desain sepatu sejak bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) ini mengaku, mendapat ilham dari hasil eksplorasinya mengenai limbah kulit sisa industri persepatuan Indonesia.
"Limbah kulit yang berakhir menumpuk di tempat pembuangan akhir maupun dimusnahkan dengan pembakaran dapat menjadi ancaman untuk lingkungan," kata mahasiswa asal Surabaya ini.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Daiva berupaya untuk menambah siklus hidup limbah kulit dan menghidupkan kembali material menjadi produk sarat fungsi melalui proyeknya tersebut. Limbah kulit tersebut dipotong menjadi bentuk modular tanpa menggunakan lem ataupun jahitan untuk disambung.
Revive Runner, lanjut Daiva, memiliki desain yang ramping, minimalis dan simpel. Produk ini dinilai pas untuk pengguna yang mencari sepatu ramah lingkungan berkualitas. Selain itu juga cocok digunakan untuk kegiatan harian serta memiliki model yang minimalis nan apik.
Selama lima bulan masa kompetisi yang berlangsung sejak Maret lalu, Daiva harus menghadapi berbagai tantangan yang kadang datang dari luar ekspektasinya. Mulai dari bagaimana penerapan limbah kulit yang cocok dengan rancangannya, hingga berbagai kegiatan mentoring untuk meningkatkan kemampuan Daiva sebagai desainer.
Desain sepatu Revive Runner karya Daiva ini mendapat peringkat pertama dalam ajang bergengsi Indonesia Footwear Creative Competition (IFCC) 2020.
IFCC sendiri merupakan kompetisi yang diadakan oleh Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Kementerian Perindustrian. IFCC ini nmenyediakan ruang bagi para pelaku industri kreatif di Indonesia untuk berkarya di sektor alas kaki, serta mengenalkan perkembangan mode dan industri alas kaki.
Ke depannya, pemilik akun Instagram @halftoothdesigns ini berharap untuk dapat membuat desain yang lebih baik dan lebih berarti bagi khalayak luas. Ia juga berkeinginan untuk dapat menembus lomba tingkat internasional di kesempatan berikutnya.
"Tunjukkan karya kalian, dengan itu kita akan bisa mendapat banyak pengalaman dan juga masukkan yang bisa membuat karya kita lebih baik ke depannya," kata mahasiswa Desain Produk ITS ini.
Advertisement