Mahasiswa ITS Ciptakan Alat Terapi Stroke yang Digunakan di Rumah
Terapi pasca stroke biasanya dilakukan di rumah sakit (RS). Terapi ini untuk mengembalikan kondisi pasien yang mungkin mengalami kesulitan bicara, hingga mengalami kelumpuhan.
Namun, terkadang terapi ini tak rutin dilakukan karena berbagai macam kendala seperti rumah jauh dari rumah sakit, malas antre panjang dan lain-lain. Akibat tertundanya terapi akan menghambat kesembuhan pasca stroke.
Kesembuhan yang tertunda ini juga dapat mengakibatkan disabilitas pasca stroke yang tidak bisa mendapatkan perawatan insentif karena masalah waktu dan biaya.
Melihat hal ini mahasiswa Desain Produk dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rahma Kurnia Sari membuat alat terapi untuk membantu pasien pasca stroke saat di rumah.
Rahma biasa ia disapa menjelaskan, alat yang diberi nama Remedy ini aman digunakan. Alat dilengkapi fabric atau pelapis, back support, dan walker untuk membantu menjaga tubuh pasien ketika bersentuhan langsung dengan alat.
Remedy juga dilengkapi set up exsoskeleton yang dapat disesuaikan dengan gait cycle masing-masing pasien. Hal ini yang membantu gerak pasien bersifat custom.
"Alat ini juga dilengkapi remote control untuk membantu gerakan pasien saat latihan. Gerakan tersebut telah diprogram sesuai kebutuhan bantuan gerak pasien pasca stroke," terang Rahma.
Adapun gerakan yang di program antara lain gerakan berjalan, gerakan latihan menendang, gerakan menekuk lutut ke belakang dan ke depan. Gerakan ini dimaksudkan untuk melemaskan otot persendian pasien.
Rahma menambahkan, fungsi remote control ialah untuk menyesuaikan kebutuhan latihan pasien di rumah. Dia juga menyarankan untuk pengunaan awal agar diawasi pihak keluarga atau perawat.
"Remedy ini bisa mengangkat beban tubuh pasien dengan kisaran 60 sampai 80 kilogram," ujarnya.
Sebelum alat ini manfaatnya benar-benar dirasakan oleh banyak pasien, Rahma berkeinginan untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut. Supaya benar-benar siap digunakan.