Mahasiswa ITS Buat Desain Keamanan Kapal Ferry Internasional
Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Nawasena, tim yang mewakili ITS kembali meraih raih juara kedua pada ajang Worldwide Ferry Safety Design Competition 2019 yang diadakan oleh Worldwide Ferry Safety Association (WFSA).
Tim Nawasena ini beranggotakan Sasmita Adi Nugraha, Anson Novendra Pradana, M. Faizur Rijal Azhad, Anwar Sahid, dan Muhammad Faishal Ar Rifqy yang merupakan mahasiswa dari Departemen Teknik Sitem Perkapalan ITS.
Ketua Tim Nawasena, Sasmita Adi Nugraha menjelaskan, berbeda dengan kompetisi sebelumnya yang menggunakan lautan sebagai medan pengoperasian dalam penilaiannya, Worldwide Ferry Safety Design Competition 2019 kali ini melombakan desain kapal ferry yang aman untuk bisa dioperasikan di Sungai Pasig, Manila, Filipina.
Kapal ferry yang didesain pun harus bisa menampung minimal 100 orang penumpang dengan jarak tempuh sejauh 12,4 kilometer. Adanya jembatan sepanjang Sungai Pasig dengan ketinggian delapan kaki di atas permukaan air sungai, juga membatasi peserta untuk mendesain bagian atas kapal ferry yang tidak terlalu tinggi seperti desain kapal ferry yang berada di lautan lepas.
Tim bimbingan Ir Agoes Santoso dan Achmad Baidowi ini pun menginovasikan kapal ferry yang sesuai dengan karakteristik Sungai Pasig bernama Motor Vessel (MV) Aquilla. MV Aquilla ini didesain dengan model kapal katamaran.
Model itu dipilih karena dinilai dapat menghasilkan stabilitas yang lebih tinggi daripada model kapal monohull. Pemilihan model kapal yang tepat ini, menurut Sasmita, merupakan upaya Nawasena untuk mengantisipasi kemungkinan cuaca terburuk di Kota Manila.
“Sebab pada saat badai, kecepatan arus Sungai Pasig bisa mencapai tujuh knot, karakter cuaca Kota Manila ini memerlukan desain kapal yang tepat dan sesuai agar dapat dioperasikan dengan aman,” tutur Sasmita, Rabu, 26 Desember 2018.
Selain itu, tim Nawasena juga menginovasikan Eco Asimetric Flat Hull Outside pada MV Aquilla. Desain ini berguna untuk meminimalkan gelombang air yang dihasilkan akibat pergerakan kapal.
Dalam sistem kendalinya, MV Aquilla dilengkapi dengan teknologi operasi Unattended Machinery System (UMS) yang memungkinkan ditidakannya engine control room dalam kapal. Dengan teknologi ini, MV Aquilla lebih hemat ruang dan dapat mengurangi beban kapal.
“Semakin ringan kapal, ketinggian kapal yang tercelup air (draught) semakin kecil, sehingga tekanan yang dihasilkan kapal juga akan semakin kecil,” ucap mahasiswa angkatan 2015 ini.
Berkaitan dengan teknologi operasi UMS, tim Nawasena menambahkan sistem otomasi yang biasa disebut Integrated Automation System. Dengan teknologi sistem ini, kendali kapal dapat terintegrasi secara otomatis melalui sistem komputer.
“Maka dengan adanya teknologi ini, tenaga manual manusia tidak lagi diperlukan. Sehingga dapat menciptakan sistem kendali yang lebih sempurna dan efisien,” kata mahasiswa asal Kediri ini.
Dalam penggunaan sumber energi kapal, MV Aquilla juga dilengkapi dengan Eco Smart Solar System. Inovasi ini bertujuan untuk menghemat penggunaan bahan bakar kapal dengan memanfaatkan energi terbarukan. Dengan 60 unit solar panel yang terpasang, MV Aquilla dapat menghemat konsumsi utama bahan bakar generator hingga 16 persen.
Komponen keselamatan sebagai unsur utama dalam pembuatan desain kapal ini pun juga tak luput dari perhatian. Dilengkapi dengan adanya baju pelampung (life jacket) di bawah masing-masing kursi menjadi upaya tim Nawasena untuk menjamin keselamatan penumpang.
Begitu pun dengan adanya dua pintu darurat pada masing-masing sisi kiri dan kanan kapal, yang berguna sebagai alternatif pintu darurat utama. “Untuk mempercepat proses evakuasi, palu keselamatan atau safety hammer pun kami (Nawasena) pasang pada setiap sisi kapal,” lanjutnya.
Dengan inovasi tersebut, Tim Nawasena berhasil menduduki posisi kedua setelah Singapore Institute of Technology yang berkolaborasi dengan Newcastle University, dan unggul atas Shanghai Maritime University yang berkolaborasi dengan Universidad Veracruzana sebagai peraih posisi ketiga.
Ke depannya, ketiga tim juara ini akan bertemu di Bangkok pada 20 – 22 Februari 2019 mendatang untuk menerima langsung penghargaan sebagai juara, sekaligus mengikuti konferensi Worldwide Ferry Safety Design Competition 2019 untuk mempresentasikan hasil desainnya. (amm)