Bukan Main... Arek ITS Buat Beton dari Cangkang Keong Sawah
Empat mahasiswa dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, berinovasi membuat beton dengan memanfaatkan abu cangkang keong sawah. Abu cangkang keong itu kemudian dipadukan dengan serbuk kapur alami.
Keempat mahasiswa yang tergabung dalam tim PERFE-CT ini adalah Ifon Robi Kurniadi, Ilham Pradana Kusuma, Aditya Rachmad Andriyono, dan Mohamad Ilham Fahmi.
Mohamad Ilham Fahmi, salah satu tim, menjelaskan, Indonesia sejatinya memiliki lahan produksi pertanian seluas 8 juta hektar. Akan tetapi terdapat banyak hama yang menghambat pertanian di Indonesia.
Hama itu salah satunya adalah adalah keong sawah. Keong itu sangat berpotensi menimbulkan kerugian sangat tinggi terhadap panen tanaman padi.
"Keong sawah memiliki sifat polyphagous herbivore. Yakni berkembang dengan sangat cepat dan mudah beradaptasi dengan lingkungan," jelas Ilham, Jumat 14 Desember 2018.
Ilham menambahkan, inovasi ini dasarkan pada material lokal Indonesia yang masih melimpah. Sementara material itu tidak pernah dimanfaatkan dengan baik.
Selain itu, cangkang keong sawah juga mengandung kadar CaCO3 (kalsium karbonat) yang sangat tinggi, sehingga dapat bereaksi sangat baik dengan semen sebagai bahan utama pembuatan beton.
“Kami memanfaatkan cangkang keong sawah karena selama ini yang dimanfaatkan hanya dagingnya saja, sedangkan cangkangnya terbuang sia-sia," tambah Ilham.
Sementara itu, Ifon Robi Kurniadi selaku ketua tim, mengungkapkan, batuan kapur alami yang dimiliki Indonesia juga sangat melimpah. Khususnya di Provinsi Jawa Timur. Namun, hampir di setiap daerah di Jatim yang memiliki batuan kapur alami tersebut masih belum memanfaatkan secara maksimal.
"Padahal manfaat kapur alami untuk berbagai produksi bahan sangat besar, terutama untuk campuran beton. Karena kapur alami memiliki hasil yang sangat baik ketika bereaksi dengan semen pada campuran beton," ungkapnya.
Dari hasil inovasi itu, tim PERFE-CT telah mencoba sejumlah pengujian kuat tekan dengan proporsi bahan yang bervariasi. Pengujian melibatkan beberapa variabel dengan menggunakan semen Pozzolan Composite Cement (PPC), abu cangkang keong dan serbuk kapur alami.
Beberapa hasil pengujian kuat tekan beton yang dihasilkan adalah 47,13 MPa, 42,20 Mpa dan 47,64 MPa. Pengujian ini menggunakan variabel kontrol berkomposisi 100 persen semen PPC yang berkekuatan tekan 50,17 MPa.
"Kekuatan paling besar dengan kuat tekan 47,64 MPa tersebut diperoleh dengan proporsi semen PPC 80 persen, abu cangkang keong 10 persen dan serbuk kapur alami 10 persen," kata Ifon.
Berkat inovasi itu tim di bawah bimbingan Ridho Bayuaji ini berhasil mendapat tiga penghargaan sekaligus di ajang Kaohsiung International Invention and Design Expo (KIDE) 2018 di Taiwan, awal Desember lalu.
Ketiga penghargaan itu adalah Gold Medal 2018 Kaohsiung International Invention & Design Expo, Award of Excellence dari Toronto Canada International Society of Innovation & Advanced Skill, dan Excellent Gold Medal dari Highly Innovative Unique Foundation Kingdom of Saudi Arabia. (amm)
Advertisement