Mahasiswa Indonesia Perkenalkan Turki Melalui Lomba Foto
Turki dan Indonesia yang jaraknya mencapai ribuan mil bagi mahasiswa Indonesia yang belajar di Turki, terasa dekat.
Mereka bisa mengabarkan tentang kemolekan dan keunikan Turki dalam hitungan detik melalui lomba foto bagi mahasiswa Indonesia yang bercerita tentang negara besar di kawasan Eurasia tersebut.
CEO Turknesia Edu Foundation Suzy Taviana mengatakan kegiatan lomba foto ini merupakan rangkaian lomba karya tulis sebelumnya yang diselenggarakan secara daring.
"Kalau kita lihat karya foto yang dikirim peserta, sebagian besar tentang pemandangan dan gedung peninggalan kerajaan zaman dulu," kata Suzy, dalam keterangan tertulis yang dikirim ke Ngopibareng.id, Senin 9 Agustus 2021.
Tujuan dari lomba foto ini, lanjut Suzy, agar mahasiswa Indonesia bisa berbagi cerita pada masyarakat Indonesia tentang Turki.
Team juri yang terdiri atas Rasdian A Vadin (Dosen dan foto jurnalis), Yogi Ardhi (Redaktur Foto Republika), dan Willy Kurniawan (Fotografer Kantor Berita Internasional). Selain menilai hasil bidikan para mahasiswa, para juri juga memberi pelajaran bagaimana cara memotret yang baik dan benar dari sudut pandang jurnaslitik.
"Jadi peserta sangat diuntungkan, selain memperoleh hadia jutaan Rupiah, peserta juga mendapat ilmu memotret, yang nilainya lebih tinggi dari hadiah yang diterima," kata Suzy.
Kategori Turknesia Photography Competition 2021 pemenangnya adalah:
Juara 1 diraih oleh Helia Dardanella, Jurusan Ekonoml Universitas Kahramanmaras Sutcu Imam University.
Juara 2 diraih Muhammad Nabil Widiyono, Jurusan Ekonomi Universitas Erciyes University.
Juara 3 diraih Syifa Jundi, Jurusan Hubungan Internasiona Universitas Erciyes University.
Juara Favorit Juri, Mayra Najmifajri Safira, Jurusan Hubungan Internasiona Ankara Yildirim Beyazit University.
Suzy menceritakan, Turki yang menjadi pilihan mahasiswa Indonesia merupakan sebuah negara besar di kawasan Eurasia dengan julukannya yaitu negara Transkontinental. Julukan tersebut diberikan pada Turki dikarenakan wilayahnya bercirikan lintas benua, yakni posisi nya berada pada benua eropa (3 persen) dan sebagian lainnya benua asia (97 persen) dengan Selat Borporus, Laut Marmara, dan Selat Dardanella sebagai pemisah.
Turki kaya akan sejarah. Terutama bagi peradaban islam. Salah satu sejarah yang paling terkenal terdapat pada kota terbesar di negara tersebut, yakni Istanbul. Istanbul merupakan kota terpenting dan terpadat di Turki. Meskipun ia bukan ibu kota, namun istanbul menjadi pusat perekonomian, budaya, dan sejarah dari negara tersebut. Awal mula, istanbul didirikan dengan nama Bizantium (660 SM) di sebuah tanjung kecil bernama Sarayburnu. Kemudian saat kekaisaran Romawi memerintah, Bizantium menjadi ibu kota dengan nama Konstantinopel (330 SM) selama hampir 16 abad, yaitu selama Kekaisaran Romawi (330-1204) dan Bizantium atau Romawi timur (1261-1453). Kota ini memiliki peran penting dalam perkembangan kekristenan sebelum akhirnya Romawi dan Bizantium ditaklukkan oleh Utsmaniyyah pada tahun 1453 dengan sosok pemimpinnya yang terkenal yaitu Mehmed II atau Muhammad al-Fatih (sang penakluk). Seorang pemimpin yang cakap dan memiliki kepakaran dalam bidang strategi perang, ilmu pengetahuan, matematika, dan menguasai enam bahasa saat berumur 21 tahun. Sejak saat itu, Konstantinopel dijadikan basis pertahanan islam serta tempat kedudukan kesultanan Utsmaniyyah.
"Nama resmi Konstantinopel dipertahankan dalam dokumen-dokumen resmi dan cetakan mata uang logam. Namun ketika Republik Turki didirikan, pemerintah Turki merasa keberatan dengan penggunaan nama Konstantinopel dan meminta agar diganti dengan nama yang lebih umum, yakni Istanbul. Istanbul sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu kata Istimbolin, yang berarti “dalam kota” atau “ke kota” atau berasal dari kata Stambol, yakni sebutan untuk Konstantinopel yang digunakan kaum Yunani dan Slavia dalam percakapan sehari-hari," ujar Suzy.