Mahasiswa DKV Undika Kenalkan Candi Tikus Lewat Buku Berbasis AR
Mengenalkan situs sejarah biasanya dilakukan dengan mengunjungi secara langsung. Namun hal berbeda dilakukan Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Dinamika (Undika), Rizki Maulana Ishak yang memperkenalkan Candi Tikus melalui buku berbasis Augmented Reality (AR).
Dengan inovasi ini, pembaca yang belum pernah berkunjung ke candi tersebut bisa melihat secara 3D yang terkesan nyata.
“Nantinya pengguna bisa menginstall aplikasi AR Candi Tikus untuk melihat candi bentuk candi secara virtual,” kata pemuda yang akrab disapa Maul ini.
Dengan ukuran buku yang minimalis dan desain yang unik, Maulana menyajikan informasi sejarah penemuan, makna dan fungsi petirtaan, bentuk dan juga ukuran petirtaan Candi Tikus.
Maulana menjelaskan, dalam buku buatannya pada halaman 25 terdapat gambar Petirtaan Candi Tikus yang nantinya bisa di-scan pada aplikasi AR Candi Tikus. Bahkan ia juga menjelaskan cara penggunaan aplikasi tersebut, sehingga mempermudah pembaca untuk menggunakannya.
“Menariknya di sini bukan hanya melihat Candi Tikus secara tiga dimensi melalui gawainya, tapi ada juga cerita candi yang disampaikan secara audio. Jadi bisa melihat dan mendengarkan langsung sejarah candi tersebut,” kata mahasiswa Undika yang dulu dikenal dengan nama STIKOM Surabaya ini.
Maulana mengatakan, salah satu cagar budaya Trowulan di Mojokerto yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit kerap muncul dalam buku pelajaran SMA kelas 10. Namun sayangnya, penggambaran yang diberikan kurang jelas dan hanya memperlihatkan detail bangunan pada satu sisi saja.
“Jadi saya membuat buku dengan penjelasan lengkap mengenai penggunaan Aplikasi AR ini,” kata dia.
Ia menyampaikan alasan memilih Candi tikus, karena candi ini memiliki cerita sejarah yang unik, selain salah satu kerajaan tertua dalam periode Hindu Budha, juga sebuah ikon cagar budaya dengan pemugaran hingga terlihat bentuk asli dari candi ini. Dengan konsep buku AR, akan ada interaksi yang menarik bagi pembaca.
Maulana berharap dengan inovasi yang dibuat selama kurang lebih satu bulan ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi murid SMA yang mempelajari tentang sejarah kerajaan Majapahit, khususnya peninggalan Candi Tikus.
“Selain itu juga dapat membantu dalam mengenalkan sejarah lokal Majapahit lebih dalam, khususnya terkait peninggalan Candi Tikus,” pesannya.
Selain itu, salah satu Dosen Pembimbing DKV Undika Dhika Yuan Yurisma, M.Ds., ACA menyampaikan bahwa teknologi AR sudah lama dikembangkan di Indonesia, hal tersebut dilihat sebagai peluang dalam berinovasi oleh Maulana.
“Perancangan AR ini tentu sangat membantu guru dalam menjelaskan tentang topik yang ada. Siswa juga dapat lebih menguasai topik karena tampil secara real (nyata) dalam visual,” kata dia.
Menurutnya, buku AR ini sangat bermanfaat di era pandemi yang semua pembelajaran saat ini serba online. Sehingga buku AR petirtaan Candi Tikus ini dapat membantu dalam menjelaskan topik pelajaran dan siswa dapat lebih memahami secara real dan detail terkait objek yang diangkat.
"Harapannya agar buku ini dapat disebarkan dan dimanfaatkan langsung oleh masyarakat yang membutuhkan. Dan untuk mahasiswa Undika jangan gampang berpuas diri, lihat dan perhatikan lingkungan di sekitar, karena masih banyak masalah yang perlu diselesaikan lewat desain atau karya-karya," tandasnya.