Jimmy Sebut Banyak Yang Cari Panggung Dibalik Kasus Papua
Anggota DPR RI asal Papua Barat Jimmy Demianus Ijie mengatakan bahwa kegagalan rombongan tim DPR RI Otsus Aceh, Papua, DIY untuk masuk ke dalam Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya kemarin karena adanya wartawan yang berkerumun di depan pintu.
"Mereka tadi juga lihat (kita) karena temen-temen wartawan terlalu banyak sehingga mereka tidak mau pertemuan ini jadi konsumsi publik. Akhirnya mereka tidak buka. Bukan karena ditutup ya gerbangnya. Tapi tidak apa-apa, kami akan berusaha untuk bertemu dengan mereka kembali," kata Jimmy di Surabaya.
Politisi asal PDIP ini menilai pengrusakan bendera yang dituduhkan kepada mahasiswa yang tinggal di asrama tersebut membuat banyak orang mencari panggung dengan muncul di televisi yang mengaku-ngaku orang Papua. Padahal belum pernah bertemu dengan mahasiswa di Kalasan.
"Banyak orang mengaku Papua bicara sana-sini, padahal belum ketemu mereka gitu. Karena itu mungkin mereka tidak menerima kami. Kami akan kembali lagi dan akan rapat dengan tim Otsus tidak hanya menemui yang di Surabaya tapi juga di Semarang, Makassar, Malang dan lain-lain," katanya.
Anggota DPR RI ini menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut berdampak hingga di wilayah Papua. Jimmy mengaku prihatin.
"Kami prihatin dengan peristiwa ini yang sempat mengoyak rasa persatuan kita, persaudaraan kita, yang sudah lama terbangun. Kita hidup baik-baik saja, tiba tiba peristiwa yang seperti ini terjadi," katanya.
Jimmy berharap agar mahasiswa di asrama tersebut dapat menerima kunjungan mereka di hari lain.
"Karena saya dari komisi sepuluh bidang pendidikan, siapa tahu ada input dari mereka mengenai dukungan beasiswa. Akan saya suarakan ke pemerintah. Kita akan berusaha untuk menemui mereka," katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengaku sebelum mendatangi Asrama, pihaknya telah berkoordinasi dengan ketua asrama mahasiswa melalui sambungan telepon. Namun saat rombongan tiba di sana ketua asrama tidak bisa dihubungi.
"Sebelumnya sudah bicara dengan ketua asrama. Begitu kami sampai di sana ternyata tidak ada dan tidak bisa dihubungi," kata Fadli Zon.
Dalam kesempatan yang sama, Fadli Zon mengatakan pihaknya memang sengaja bertolak ke Surabaya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
"Kami dari teman-teman DPR dapil Papua dan Papua Barat bertemu Kapolda, Bu Gubernur, dan Wakil Wali Kota Malang untuk mendengarkan kronologi. Saya kira kita memahami bahwa situasi ini sangat sensitif," kata Fadli Zon.
"Kami dari DPR akan mengumpulkan informasi dari semua pihak, dengan cepat dan tepat, supaya informasi sesat dan menyesatkan, segera kita tangkal dan bisa kondusif," katanya.
Sementara itu, setelah mendapat penolakan dari mahasiswa Papua, Fadli menyebut pihaknya akan mencoba terus agar bisa diterima dan berdialog dengan para mahasiswa.
"Kita tidak ingin itu terjadi. Untuk itu, kita berusaha berkomunikasi dengan adik-adik mahasiswa di asrama. Ada penghuni asrama 5 tahun tadi sudah bersedia untuk berdialog. Akan kami coba lagi," katanya.