Alasan Mahasiswa Ikut Aksi Tolak RUU Ciker di Bundaran Waru
Aliansi masyarakat yang dinamakan Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jatim, tengah melakukan demonstrasi untuk menolak disahkannya Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciker), di Bundaran Waru, Sidoarjo, Rabu, 11 Maret 2020. Meski tuntutan aksi mayoritas mengenai hak buruh, namun gabungan mahasiswa juga terlihat menghadiri demo tersebut.
Para pelajar yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) wilayah Jawa Timur tersebut, antara lain terdiri dari Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS).
Selain itu ada juga dari Politeknik Elektro Negri Surabaya (PENS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Airlangga Surabaya (Unair), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), serta Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Surabaya (IMMS).
Ketika beberapa hari lalu ditemui di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, Fadhila Rais, selaku juru bicara BEM SI wilayah Jatim, mengatakan tujuannya dalam mengikuti aksi tersebut. Menurutnya, jika RUU tersebut disahkan, dapat mempersulit masyarakat yang ingin meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi.
“Yah jelas akses masyarakat Mas, akses masyarakat ke perguruan tinggi semakin dibatasi. Karena kalau Omnibus Law ini disahkan, fokusnya bukan kesejahteraan, tapi keuntungan,” kata Fadhila.
Ketika ditemui di lokasi demonstrasi, mahasiswa lain menambahkan alasan mereka bergabung dengan Getol Jatim. Febrian Satria, anggota BEM Unesa Fakultas Ekonomi, mengungkapkan kalau tujuannya hadir ialah, membantu buruh dalam mengemukakan aspirasinya.
“Kalau kita bicara mahasiswa sebenarnya yang terdampak langsung bukan mahasiswa, namun yang terdampak langsung adalah banyak pekerja dan banyak buruh yang sebenarnya itu penunjang ekonomi negara sendiri,” kata Febrian.
Selain membantu buruh dalam menyuarakan penolakan terhadap Omnibus Law, ia juga beralasan, turun untuk menambah massa aksi.
“Mahasiswa bergerak dari partikel kecil menjadi besar karena mendengar keresahan masyarakat, khususnya pekerja buruh yang terdampak,” tutupnya.