Mahar Sang Gadis, Lamaran Bagi si Janda
Seorang janda mempunyai anak perempuan yang sangat cantik. Banyak pemuda yang datang melamarnya. Tapi si perawan ini minta mahar yg tinggi yaitu Rp500 juta. Sehingga tidak ada lelaki yang mampu dengan mahar tersebut, dan si gadis juga tidak mau menurunkan maharnya sedikit pun.
Dikisahkan ada seorang pemuda yang tergila- gila dengan si perawan itu. Dia banting tulang untuk mengumpulkan mahar, namun baru terkumpul Rp300 juta. Si pemuda pun kebingungan dari mana dia dapat sisanya Rp200 juta padahal dia sudah kerja keras untuk mendapatkan uang tadi. Akhirnya dia mengadu ke ayahnya tentang masalah ini.
Si ayah lalu bilang, "Berikan uang yang Rp300 juta pada ayah, mari kita menemui gadis dambaanmu."
Si anak menjawab, "Ayah, uangnya masih kurang. Dia tidak akan mau."
Si ayah bilang lagi, "Sudah! Pokoknya kamu ikut ayah. Semoga nanti dimudahkan oleh Allah."
Akhirnya mereka berdua pun pergi ke rumah si janda untuk meminang putrinya. Setelah sampai dan bertemu si janda, si ayah bilang, "Bu, saya ingin mengutarakan hajat saya datang ke sini. Mohon ibu jangan memotong ucapan saya sebelum selesai ya. Anak saya ini ingin melamar putri ibu. Dan ini maharnya Rp100 juta."
Si ibu kaget dan akan memprotes. Tapi si bapak keburu bilang, "Tenang, Bu. Jangan dipotong dulu ucapan saya. Saya belum selesai."
"Dan ini Rp100 juta lagi mahar buat ibu. Saya juga mau melamar ibu."
Mendengar kalimat terakhir si ibu pun tersenyum lebar, karena bahagia ada yang mau menikahinya. Dengan gembira dia akhirnya langsung menerima lamaran dari ayah dan anak itu.
Para tetangga menjadi heran kenapa akhirnya si ibu ini mau menurunkan mahar putrinya dari Rp500 juta ke Rp100 juta. Mereka menanyakan hal ini langsung kepada si ibu. Sang ibu menjawab sambil senyum senyum, "Kalau beli banyak dapat diskon."
Si pemuda juga heran karena dia memberi uang kepada ayahnya Rp300 juta, namun yang terpakai cuma Rp200 juta. Kemana sisanya yang Rp100 juta lagi? Si ayah akhirnya jawab, "Yang Rp100 juta ayah pakai buat merayu ibumu supaya mau dimadu."
Ha..ha ha..
*) Di tangan orang cerdas, kondisi sulit akan berubah menjadi keuntungan dobel. Tapi, di sini hanya lelucon, bukan sedang membahas masalah ilmu hukum agama (fikih).