Macron Minta Pengamanan Terhadap Imigran Diperketat
Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta agar Eropa mempertimbangkan kemanan di area perbatasa Schengen. Ia berencana mengajukan sejumlah proposal peningkatan keamanan terutama terhadap imigran, pasca peristiwa serangan yang dilakukan oleh teroris di Prancis dan Austria.
"Saya mendukung perombakan Schengen, untuk memperkuat keamanan perbatasan bersama, dengan menambah pasukan perbatasan," katanya ketika berkunjung di perbatasan Prancis-Spanyol.
Emmanuel Macron berencana untuk mengirimkan proposal pada Uni Eropa, dalam pertemuan di Desember nanti.
Proposal tersebut, akan berasal dari sejumlah masukan yang dituangkannya dalam surat kepada warga, menjelang pemilihan Uni Eropa, tahun lalu.
Di dalam surat itu, Macron menyebutkan jika Eropa membutuhkan pasukan pengamanan perbatasan Schengen, dan satu kantor pusat untuk pencari suaka, penjagaan perbatasan yang ketat, dan negara anggota wajib menyuplai intelijen di bawah Dewan Eropa untuk Keamanan Internal.
Wilayah Schengen meliputi 22 dari 27 negara anggota Uni Eropa, di antaranya Islandia, Norwegia, Switzerland, dan Lichtenstein. Prancis sendiri berencana menambah pasukan keamanan untuk menjaga perbatasannya.
Sebelumnya, diketahui seorang warga Tunisia membunuh tiga orang di geraja Nice. Brahim Aoissaoui tiba di Prancis dari Italia, lima pekan sebelumnya. Ia lantas pergi ke Prancis menumpang kereta selama beberapa jam.
Sedangkan sekelompok jihadis yang membunuh empat orang di Vienna, pada Senin, 2 November 2020, pergi ke Slovakia pada Juli dan membeli amunisi di negara tersebut.
Diketahui, sedikitnya 628 ribu imigran ilegal di temukan di wilayah Eropa, tahun 2019. Jumlah itu meningkat 10 persen dibanding tahun sebelumnya. Sebanyak 717 orang non Uni Eropa ditolak masuk. (Rtr)
Advertisement