Macron Dikecam Karena Benci Muslim, Ini Sikap Oposisi Prancis
Seorang pemimpin oposisi Prancis mengatakan ada kebencian terhadap Muslim di Prancis yang disamarkan sebagai sekularisme. Tentu, hal ini mengarah pada kebijakan dan sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menghebohkan dunia.
“Ada kebencian terhadap Muslim dengan kedok sekularisme di negara ini. Sekularisme tidak berarti membenci sebuah agama,” kata Jean-Luc Melenchon, pemimpin gerakan France Unbowed dan seorang anggota parlemen dari wilayah Mediterania dengan populasi Muslim yang besar, mengatakan kepada saluran BFM-TV.
Melenchon, mengungkapkan pada Kamis 12 November 2020, Muslim harus dihormati dan kecurigaan terus menerus terhadap mereka juga harus diakhiri.
Dia mengatakan akan terus mengulangi pernyataan ini meskipun beberapa orang tidak menyukainya, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Jumat 13 November 2020.
Dia juga menekankan, dia menentang setiap bentuk kebencian terhadap Muslim.
Mengingat bahwa dia telah menerima tanda tangan dari 150.000 warga untuk mendukung pencalonannya dalam pemilihan presiden 2022, Melenchon mengatakan metode memerangi terorisme harus diubah.
Pernyataannya muncul setelah pernyataan anti-Islam baru-baru ini oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan politisi lainnya.
Bulan lalu, Macron menggambarkan Islam sebagai "agama dalam krisis" dan mengumumkan rencana hukum yang lebih ketat untuk menangani "separatisme Islam" di Prancis.
Ketegangan semakin meningkat setelah guru sekolah menengah Samuel Paty dibunuh dan dipenggal pada 16 Oktober di pinggiran kota Paris sebagai pembalasan karena menunjukkan kartun penghujatan Nabi Muhammad kepada murid-muridnya selama kelas tentang kebebasan berekspresi.
Kartun yang menghina oleh majalah mingguan Prancis Charlie Hebdo juga diproyeksikan pada gedung-gedung di beberapa kota Prancis.
Macron membela kartun itu, dengan mengatakan Prancis "tidak akan melepaskan kartun kami", yang memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim.