Nasib Kontraktor Kecil Surabaya Mirip Tikus Mati di Lumbung Padi
Para pengusaha jasa konstruksi yang tergabung dalam Badan Pengurus Cabang (BPC) Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional (Gapensi) Kota Surabaya mengeluhkan kurangnya perhatian dari Pemerintah Kota Surabaya terhadap pembinaan jasa konstruksi yang ada. Mereka mengeluh kepada calon Walikota Surabaya nomor urut dua, Machfud Arifin dalam pertemuan di Hotel Mercure, Surabaya, Sabtu 14 November 2020.
Ketua BPC Gapensi Surabaya, Yoyon Sudiono menjelaskan, pembinaan yang dimaksud adalah apabila ada proyek pembangunan justru diberikan kepada penyedia jasa dari luar kota.
“Kita ini sama sama seperti tikus yang mati di lumbung padi, padahal banyak pekerjaan kecil-kecil yang bisa kita kerjakan tapi nyatanya malah jadi penonton di rumah sendiri, dan ini sudah terjadi bertahun-tahun,” ungkap Yoyon usai pertemuan.
Karena itu, ia mengharap terjadi sinergi yang lebih baik sehingga terjadi pembinaan terhadap para pengusaha menengah ke bawah. Apabila itu tercapai, maka pembangunan Surabaya akan lebih cepat dan bisa merata.
“Untuk kelas menengah ke atas bisa jalan sendiri. Sehingga, kita butuh pembinaan pada pengusaha kecil, mudah-mudahan dengan beliau anggota kami bisa terpayungi, terakomodir kepentingannya sehingga bisa memberi manfaat yang menerima manfaatnya,” pungkasnya.
Sementara itu, Machfud Arifin mengaku akan menggandeng Gapensi dan elemen lainnya terhadap pembangunan Kota Surabaya yang lebih cepat, sehingga perubahan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Menurutnya, saat ini Surabaya betul-betul membutuhkan pembangunan. Utamanya di perkampungan yang selama ini belum tersentuh oleh Pemerintah Kota Surabaya.
“Surabaya ini ada 31 kecamatan, 154 kelurahan tapi yang indah hanya jalan protokol saja kampung-kampungnya malah gitu-gitu aja. Ini gak boleh dan harus sama-sama kita selesaikan,” ungkapnya.
Ia mencontohkan, permasalahan saluran sanitasi yang buruk di daerah perkampungan, kemudian sungai yang tak berfungsi tepat karena banyaknya sampah, lalu banyak rumah yang tidak layak huni, dan sebagainya.
“Nanti kita lakukan pemerataan, ketimpangan dan kesenjangan kita ubah jadi pemerataan Kota Surabaya,” pungkasnya.
Advertisement