Penjemputan WNI di Jepang, Dinkes Jatim Cari Info Jumlah Warganya
Jelang penjemputan WNI dari kapal pesiar Diamond Princess, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur belum mendapatkan informasi tentang keberadaan warga Jatim di antara 74 WNI di dalam kapal tersebut.
Prosesi penjemputan awak kapal Princess Diamond masih tersendat. Pihak-pihak yang bersangkutan hingga kini masih belum bisa memberi kepastian. Pemerintah sebelumnya menyiapkan dua opsi penjemputan, melalui pesawat atau menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) dr Soeharso.
Kapten Novia Dewi Ariana, yang digadang menjadi nakhoda untuk menjalankan KRI dr. Soeharso, yakni kapal penjemput, menolak berkomentar mengenai hal ini.
"Kalau soal itu saya gak bisa menjawab, mending hubungi Kepala Dinas Penerangan (Kadispen Koarmada II) Letkol Whimbo (Letkol Laut (P) Djawara Heny Twies Whimbo A) yang bisa menjawab. Beliau lebih berkompeten untuk menjawab ini", kata Novi dihubungi lewat Whatsappnya, Sabtu 22 Februari 2020.
Namun sayangnya ketika akan diminta pendapat oleh awak media, hingga kini Letkol Whimbo, sebagai atasan kapten Novi, belum bisa dihubungi.
Hal senada diutarakan oleh Herlin Ferliana, selaku Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jawa Timur. Ketika ditanya perihal jumlah warga Jatim yang berada di Kapal Diamond Princess, ia mengaku masih belum mengetahuinya.
"Sampai saat ini, saya masih belum mendapatkan informasi, mengenai ada atau tidaknya WNI (Warga Negara Indonesia) di kapal itu", ujar Herlin.
Meski begitu, ia bersama pihaknya berjanji akan selalu berusaha untuk mencegah masuknya virus corona tersebut. Kadinkes juga menambahkan hingga kini, ia masih menggunakan standar sesuai dengan saran dari Terawan Agus Putranto, sebagai Menteri Kesehatan saat ini.
"Pastinya, kami berupaya untuk terus siaga, mencegah masuknya virus corona di Jatim. Langkah-langkah yang kami lakukan selama ini ialah mengikuti arahan dari menteri kesehatan", tambahnya.
Sebelumnya, Indonesia telah menyiapkan dua opsi penjemputan WNI yang berada di kapal pesiar Diamond Princess, di Yokohama, Jepang. Opsi tersebut adalah menggunakan pesawat atau menumpang KRI dr. Soeharso.
Terdapat 74 WNI yang menjadi kru dalam kapal pesiar itu. Mereka saat ini berada di perairan Jepang menunggu penjemputan, setelah melalui masa karantina dan pemeriksaan medis.
Advertisement