Macet Usai MotoGP, Wajar Kok
Usai bubaran race MotoGP Mandalika 2022, lalu lintas di area sekitar KEK Mandalika dan sirkuit benar-benar padat. Bukan merayap. Namun macet total. Tidak hanya mobil yang tak bisa bergerak, motor pun susah untuk menyelinap.
Bahkan pejalan kaki pun juga susah mencari ruang. Terpaksa harus berjalan di tengah. Antara mobil yang berbeda arah. Padahal jalanan di depan sirkuit sudah dibuat lebar. Dua lajur per jalur. Tapi tetap tak cukup.
Padatnya lalu lintas di area KEK Mandalika itu sebagai hal yang wajar. Bubaran usai event internasional. Apalagi penontonnya tak sedikit. Sekitar 63 ribu tiket sold out. Belum dihitung jumlah panitia lokal, wartawan, tim Dorna, tim teknis, hingga pejabat VIP yang hadir. Mungkin bisa diangka 65 ribu orang atau bahkan lebih.
Jadi wajar saja, jalanan baru yang dibangun tak muat. Puluhan ribu orang pulang dengan jam yang sama. Meski tak diperbolehkan membawa mobil pribadi ke area sirkuit, tapi tetap saja sesak. Meski sudah ada shuttle bus. Tetap tak muat. Akhirnya banyak penonton yang jalan kaki. Dari tribun mereka ke tempat parkir. Kira-kira jarak minimal 1-2 kilometer. Jalan kaki. Di tengah hujan dan macet.
Kepadatan itu berlangsung lumayan lama. Bubaran race MotoGP pukul 17.00 WITA, tapi macetnya sampai jam 23.00 WITA. Kepadatannya mengarah ke Kota Mataram dan Bandara Internasional Lombok Praya (BIL). Bahkan ada beberapa penonton yang rela jalan kaki hingga ke arah Bypass Mandalika. Jaraknya 3-4 kilometer dari sirkuit. Kemudian mereka mencoba mencegat kendaraan untuk mencari tumpangan ke BIL. Ada yang beruntung, ada yang tidak.
Kemacetan yang terjadi usai bubaran MotoGP ternyata memang hal yang wajar terjadi. Apalagi di Indonesia. Ini MotoGP pertama sejak 25 tahun. Banyak yang ingin jadi saksi. Meski tak terlalu paham MotoGP. Kalau kata Menteri Pariwisata Sandiaga Uno, banyak negara yang mengalami kemacetan usai event internasional.
"Saya sering mendatangi race-race event internasional ini di Eropa. Saja saja, kemacetan selalu terjadi. Hal yang lumrah," kata Sandiaga.
Karena pengalaman Sandiaga itu, akhirnya MotoGP Indonesia memiliki jadwal-jadwal baru non race bagi para penonton. Seperti bazaar UMKM hingga festival musik. Tujuannya untuk memecah kemacetan dan meng 'hold' penonton agar tak langsung pulang.
"Kami pecah dengan mengadakan side event seperti bazaar UMKM hingga konser pasca sesi race. Sehingga selepas menonton race, penonton bisa menuju konser atau bazaar. Sehingga kemacetan itu bisa dipecah," katanya.
Tapi sayang, rencana itu tak berjalan mulus. Yang nonton konser dan yang pulang tak sebanding. Tak masalah. Ini pengalaman pertama mengurusi event besar. Bisa jadi evaluasi seluruh pihak untuk tahun berikutnya.
"Pasti kekurangan yang terjadi ini akan menjadi evaluasi kami. Agar di tahun mendatang bisa jauh lebih baik. Apalagi event MotoGP di Mandalika ini akan berlangsung beberapa musim ke depan. Terima kasih semua yang sudah bekerja dan membantu," katanya.
Ke depan, Menparekraf berencana untuk menambah luasan lahan parkir di sekitar Sirkuit Mandalika. Menambah terowongan dan akses jalan menuju dan keluar area KEK. Upaya ini untuk memecahkan masalah kemacetan. Akankah solusi ini berhasil? Kita tunggu saja di MotoGP Mandalika tahun depan.
Advertisement