Macet Jembatan Mayangkara Menggila, Inilah Langkah Mengurainya
Surabaya: Sejak pembangunan Frontage Road (FR) Jalan Ahmad Yani sebelah barat tuntas, kemacetan lalu lintas menjelang jembatan layang Mayangkara makin menggila. Setiap hari kerja, ratusan kendaraan bermotor harus bersabar karena sering macet total. Lantas bagaimana langkah Pemerintah Kota Surabaya mengurainya?
Kepala Badan Perencanaan Kota (Bapeko) Surabaya Agus Sonhaji menjelaskan bahwa berbagai langkah sudah disiapkan pihaknya. Mulai beberapa waktu lalu, sudah mulai dilakukan perluasan jalan depan Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya. ''Jika itu sudah selesai, saya kira akan sedikit mengurai. Targetnya tahun depan selesai,'' katanya kepada Ngopibareng.id, Jum'at (30/6/2017).
Ujung jalan protokol pintu masuk Surabaya itu memang terjadi penyempitan menjelang jembatan Mayangkara, Yang tadinya dari arah selatan terdapat tiga jalur sebelum FR sisi barat jadi, menjadi tinggal sejalur di atas jembatan dan dua jalur di bawah. Dengan selesainya FR, maka sepanjang Jalan Ahmad Yani ada 6 jalur lebih.
Terang saja, begitu menjelang masuk jembatan Mayangkara kemacetan parah tak bisa dihindari. Apalagi, dengan selesainya FR Barat, disiplin pengguna lalu lintas terhadap marka jalan tidak ada. Banyak pengendara di FR Barat masuk ke jalan utama menjelang jembatan langsung memotong ke jalur kanan untuk masuk ke jembatan maupun putar balik ke jalan Ahmad Yani.
Jangka pendek, sebetulnya penertiban pengguna jalan yang suka menyilang dari kiri ke kanan di depan Royal Plasa akan menjadi langkah jangka pendek mengurangi kemacetan menggila Ahmad Yani. Namun, penertiban disiplin lalu lintas ini lebih menjadi kewenangan polisi lalu lintas.
Menurut Agus, sebetulnya perluasan FR di samping barat jembatan tidak cukup. Perlu penambahan jembatan layang selain yang sudah ada. Pemerintah kota sudah membuat perencanaan yang mengusulkan ke pemerintah pusat.
''Jembatan Mayangkara 2 direncanakan disupport Pusat. Tapi sampai kini masih maju mundur nunggu kepastian dana dari APBN,'' kata pejabat alumnus ITS ini. Ia tidak bisa memastikan kapan rencana pembangunan jembatan layang baru itu bisa terlaksana.
Ia menambahkan, selain jembatan layang juga diperlukan perluasan jembatan yang menyeberangi sungai Surabaya. Namun demikian, pembangunan jembatan tersebut harus bekerjasama dengan pemerintah pusat. Selain karena sungai yang melintasi Jagir itu masuk kewenangan Pusat, pembangunannya juga membutuhkan dana besar.
''Kami sudah mempersiapkan perencanaannya. Namun, perluasan jembatan di atas sungai Surabaya itu akan kami mintakan pusat. Mohon doanya,'' tegas Agus.
Seperit diketahui, volume kendaraan yang masuk kota Surabaya lewat pintu utama Jalam Ahmad Yani ini terus bertambah setiap tahunnya. Apalagi makin banyak pekerja jasa Surabaya yang tinggal di Sidoarjo. Sementara itu, Midle East Ring Road (MERR) yang diharapkan bisa mengurangi beban jalan Ahmad Yani sampai sekarang belum tembus Sidoarjo. (azh)