MABA: Saya Milih Keperawatan UNUSA karena Punya Rumah Sakit Sendiri
Terdapat banyak faktor yang menjadi pertimbangan calon mahasiswa ketika akan memilih tempat kuliah. Mulai dari program studi yang diminati, perguruan tinggi yang disukai, fasilitas perkuliahan, besaran biaya kuliah, lokasi kampus, sampai ke prospek masa depan setelah lulus kuliah. Tiap faktor pertimbangan memiliki nilai urgensi yang tergantung subyektifitas masing-masing calon mahasiswa.
Untuk jurusan keperawatan, yang sering menjadi pertimbangan utama adalah keberadaan rumah sakit sebagai lahan praktikum. Faktor ini menjadi sangat penting karena mahasiswa jurusan keperawatan dituntut untuk trampil melakukan tindakan medis sehingga membutuhkan jam terbang praktek yang tinggi. Dengan demikian diperlukan adanya jaminan keberadaan rumah sakit sebagai fasilitas praktek.
Adalah Nuraditya Ramdani, calon mahasiswa baru Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA). Lulusan SMA Dharma Wanita Surabaya ini memilih UNUSA sebagai tempat untuk meraih cita-cita menjadi perawat didasari pertimbangan utama adanya rumah sakit milik sendiri.
"Saya tahunya di Surabaya kampus keperawatan yang bagus di UNUSA aja. Kalau lain-lain belum tahu. Kata saudara saya, jurusan keperawatan UNUSA itu bagus karena sudah punya dua rumah sakit sendiri. Siapa tahu kalau lulus bisa diambil oleh rumah sakitnya," kata Adit, nama panggilan Nuraditya Ramdani saat ditemui ketika melakukan daftar ulang di kampus B UNUSA.
Pernyataan Adit memang sesuai fakta sebenarnya. Sekedar untuk diketahui, UNUSA didirikan oleh Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS) pada tahun 2013. Yayasan ini memiliki dua rumah sakit sendiri, yaitu Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari Surabaya dan Rumah Sakit Islam (RSI) Ahmad Yani Surabaya.
Embrio keperawatan UNUSA sudah berdiri sejak lama. Pada tahun 2006, dua institusi yang dimiliki YARSIS, yaitu Akademi Keperwatan YARSIS dan Akademi Kebidanan YARSIS melakukan penyatuan institusi dan konversi menjadi STIKES YARSIS. Pada tahun 2013, STIKES YARSIS ini bergabung dengan UNUSA menjadi Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK).
Selain mendapatkan informasi dari saudaranya, Adit juga mencari informasi lebih dalam tentang UNUSA kepada tantenya yang juga mahasiswi UNUSA.
"Tante saya sedang skripsi di sini. Tapi jurusan PGSD. Dari tante saya itu, saya jadi tahu banyak informasi tentang jurusan keperawatan UNUSA," katanya.
Adit mengaku sudah sejak kecil memiliki cita-cita menjadi perawat. Cita-cita itu terinspirasi dari pamannya yang berprofesi sebagai perawat. Menurutnya, perawat adalah profesi yang mulia karena bisa mengamalkan ilmunya dengan menolong penderitaan sesama manusia.
"Saya tahu kalau kuliah ada jurusan keperawatan itu sejak dari masih SD. Saya ingin seperti paman menjadi seorang perawat," katanya.
"Pendidikan keperawatan itu hampir seperti dokter. Tapi kalau ambil kuliah kedokteran sepertinya saya tidak mampu karena terlalu rumit. Pokoknya saya pengen mendalami ilmu medis dengan tujuan nantinya bisa menolong banyak orang makanya saya milih jurusan keperawatan yang lebih ringan," tambahnya.
Ternyata Adit tidak sendirian. Ia juga mengajak teman-temannya untuk ikut kuliah di UNUSA. Motifnya karena ingin mencegah teman-temannya dari kesalahan memilih kampus.
"Saya ajak teman saya untuk kuliah di UNUSA. Mungkin ada empat anak dari sekolah saya yang ikut saya mendaftar kuliah di UNUSA. Masing-masing dari mereka ambil jurusan yang berbeda dari saya," katanya.
"Awalnya saya cuma cerita kepada temen kalau saya keterima di UNUSA. Lalu temen saya tanya-tanya dan cari referensi ke orang lain tentang UNUSA. Akhirnya mereka ikut saya daftar kuliah disini," tambahnya.
Testimoni mahasiswa baru UNUSA yang lain diperoleh dari Ifa Nurdiana. Ifa yang asli Sidoarjo ini mendapat informasi dari kakaknya yang alumni Keperawatan UNUSA dan sekarang berkerja di RS Siti Hajar Sidoarjo. Berdasar cerita kakaknya, sarana perkuliahan di UNUSA lumayan bagus, punya rumah sakit milik sendiri, dan banyak alumninya diterima kerja di rumah sakit besar.
Ifa Nurdiana mengatakan, "biaya kuliah di UNUSA relatif murah dibanding yang lain. Selain itu, ada program Strata 1 karena kalau Diploma 3 sudah banyak di kampus lain". Pertimbangan lainnya karena keluarganya berasal dari kaum Nahdliyyin jadi dengan kuliah di UNUSA akan bisa menjaga faham aswajanya.
Adit dan Ifa adalah contoh lulusan SMA jaman now yang berpikir jauh ke depan, kritis, teliti, dan bisa memilih dengan tepat tempatnya kuliah. Anda-anda lulusan SMA yang cerdas dan berpikiran maju, sepatutnya mengikuti jejak langkahnya. (adv/frs)