Maaf, Pertalite sedang dalam Perjalanan! Sinyal Kenaikan Harga?
Sinyal-sinyal harga BBM jenis Pertalite naik terus menguat. Di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), mungkin Anda sering menjumpai tulisan "Maaf! PERTALITE sedang dalam Perjalanan!", "Maaf, PERTALITE sedang dalam Pengisian".
Bagi kendaraan bermotor yang membutuhkan Bahan Bakar Minyak (BBM), Anda akan mengikuti instruksi petugas untuk diarahkan membeli Pertamax. Tapi, bagi Anda yang biasa mengisi Pertalite karena harganya lebih murah akan memilih untuk meninggalkan SPBU.
Selain "kelangkaan" Pertalite, hari ini, dunia maya dibuat heboh dengan kabar Pertalite akan menjadi Rp 10.000. Harga naik Rp 2.350 per liter dibanding harga saat ini Rp 7.650 per liternya.
Penjelasan Pertamina dan Menteri BUMN
Terkait ramainya kabar akan adanya kenaikan harga Pertalite, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menyampaikan bahwa Pertamina saat ini masih menunggu arahan dari pemerintah.
“Sementara kami masih menunggu arahan dari pemerintah karena penentuan harga merupakan kewenangan dari regulator,” ungkapnya, Jumat 19 Agustus 2022.
Meski demikian, pihaknya menegaskan, untuk saat ini harga Pertalite masih tetap. “Hingga saat ini harga Pertalite masih tetap Rp 7.650 sebagaimana ditentukan pemerintah,” ungkapnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan, saat ini belum ada penugasan kepada Pertamina untuk menaikkan harga Pertalite. "Rencananya pengurangan subsidi, itu masih dibahas, belum ada putusannya. Jadi kan dari Kemenko, Menteri ESDM, dan Menkeu," ujar Erick Thohir.
Ia juga mengatakan, pada dasarnya pembahasan kenaikan harga Pertalite tak melibatkan Kementerian BUMN. Namun, jika sudah terdapat keputusan, Pertamina sebagai BUMN yang ditugaskan sebagai penyalur akan diberi penugasan untuk mengimplementasikan kenaikan harga.
"Black and white bagaimananya kan belum jelas. Kita kan hanya mendapatkan penugasan. Jadi sampai hari ini saya sebagai menteri BUMN belum mendapatkan keputusan seperti itu, saya tunggu saja," imbuh Erick Thohir.
Sinyal Kenaikan Harga Pertalite Dilontarkan Presiden dan Menterinya
Pemerintah selalu menekankan bahwa saat ini harga Pertalite masih ditahan hingga menjadi beban APBN. Sinyal kenaikan harga BBM sejatinya telah dilontarkan oleh Menteri Investasi atau Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia. Pembahasan rencana kenaikan harga BBM ini juga dilakukan di tengah keputusan Badan Anggaran (Banggar) DPR yang menolak adanya penambahan subsidi melalui tambahan kuota BBM Pertalite dan Solar Subsidi.
"Saya menyampaikan sampai kapan APBN kita akan kuat menghadapi subsidi yang lebih tinggi, jadi tolong teman-teman sampaikan juga kepada rakyat bahwa rasa-rasanya sih untuk menahan terus dengan harga BBM seperti sekarang feeling saya harus kita siap-siap kalau katakanlah kenaikan BBM itu terjadi," kata Bahlil di Gedung Kementerian Investasi, Jumat 12 Agustus 2022.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto membeberkan, bahwa harga Pertalite sesuai dengan keekonomian seharusnya Rp 13.150 per liter. Sementara Pertamax keekonomian mencapai Rp 15.150 per liter.
Sementara itu, Presiden Jokowi bahkan pernah mengatakan harga Pertalite seharusnya mencapai Rp 17.100 per liter. Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi dalam Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) yang disiarkan secara virtual pada Jumat, 5 Agustus lalu.
"Coba di negara kita bayangkan, kalau Pertalite naik 7.650 harga sekarang ini kemudian naik menjadi, harga yang bener adalah 17.100, demonya berapa bulan?" ujarnya.
Selain itu, Presiden Jokowi berkali-kali menyebut bahwa beban APBN menanggung subsidi energi sudah terlalu berat. Karenanya, banyak yang menilai perlu jika harga Pertalite naik.
"Kita harus menahan harga Pertalite, gas, listrik, termasuk Pertamax, gede sekali. Tapi apakah angka Rp502 triliun terus kuat kita pertahankan?," kata Jokowi di Istana Negara, Jumat 12 Agustus lalu.
Adapun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, rencana kenaikan harga Pertalite masih dalam pembahasan di internal pemerintah. "Lagi dibahas (kenaikan harga Pertalite), masih dikoordinasikan di Pak Airlangga (Menko Perekonomian)," ujarnya.
Keputusan kenaikan harga Pertalite, lanjut Arifin, masih menunggu revisi Peraturan Presiden (Perpres) 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM. Ia berharap revisi perpres bisa rampung bulan ini. "Kita harus ubah Perpres dulu, mudah-mudahan (bulan ini selesai) karena harus sosialisasikan dulu," tandasnya.